Top Bisnis Online

Trading dan Investasi

ad1

Iklan Gratis

Country International Merah 20 Batang, SPM American Blend Yang Terlahir Kembali Dari Bentoel Prima & Eratel Prima

Selamat malam,

Beberapa pembaca lama mungkin bertanya kembali, terkait mengapa saya kembali menulis. Saya bisa jawab dengan jawaban simpel, yakni Pemulihan. Ada kalanya melakukan sebuah pemulihan tidak segampang yang dikira. Namun konon cara ini bisa dicoba bagi Anda yang merasa lelah lahir dan batin, ataupun mungkin terkena dampak yang mendadak oleh pandemi ini. Cara ini bisa dicoba, tidak usah menuliskan review seperti saya. Cukup dengan menulis kegiatan harian yang konstruktif di notepad atau notes yang tersedia di handphone Anda. Doakan semoga pemulihan ini cepat selesai, dan harap maklum.

Agaknya, review kali ini sekiranya dapat menggambarkan rokok yang sejatinya merupakan merek lama. Merek yang menandai bangkitnya Bentoel Group di awal2000-an setelah lama ditinggal oleh Philip Morris International. Merek yang juga sempat digandrungi oleh masyarakat Indonesia di masa lampau. Dan merek yang sengaja dimatikan oleh pemilik baru Bentoel dengan alasan tidak sesuai alignment global. Dan pada akhirnya kembali menjadi percobaan untuk bertumpu dengan model distribusi baru.

Merek ini ialah Country, sebuah merek yang memang membuat penjualan Bentoel Group pada era Peter Sondakh meroket, hingga menembus pasar ekspor yang pada saat itu menembus Malaysia. Rokok ini dimasanya, lahir karena fasilitas Perusahaan Dagang dan Industri Tresno (anak perusahaan dari Bentoel Prima) sempat mengalami fase tidak memproduksi barang apapun. 

PDIT memang terhitung cukup lama hadir di Indonesia yang pada saat itu hanya memproduksi rokok Marlboro, mungkin sejak 1980-an hingga 1990-an akhir. Dengan alasan efisiensi dan juga terkait masaalah ekspor, hubungan PMI dan Bentoel akhirnya memudar. Hal ini ditandai dengan adanya pembangunan fasilitas produksi yang dibuat PMI pada awal 2000-an. Berikut juga dengan akuisisi HM Sampoerna oleh PMI. Pada intinya, tiada sakit hati yang abadi menurut Bentoel Group disaat itu.

Setelah lama brand ini sengaja diredupkan pada masa BAT, entah kenapa semenjak Eratel Prima mulai mencatatkan diri sebagai distributor Bentoel Group pada tahun 2020 silam, sekitar 2 merek rokok SPM yang dahulu ada (Commodore dan Country) pada akhirnya diproduksi kembali dengan siasat baru. Pembentukan PT Adhitama Sejahtera Abadi yang disinyalir dimulai pada era 2019 ini seakan membuat Bentoel Prima terkesan bermain dua kaki. Sadar dirinya dimiliki oleh BAT, namun ada keinginan mengembalikan rasa khas yang disukai oleh konsumen. Dan mungkin kenapa Country hadir, tentunya bisa karena alasan tersebut.

Baiklah, setelah lama saya coba memberikan gambaran awal, mari kita review rokok ini dimulai dari harga terlebih dahulu. Untuk harga rokok ini saya beli pada angka Rp. 20.000,- yang mengacu pada SRP konsumen (harga rokok ini kadang bisa didapatkan dalam rentang Rp. 18.000-19.000, cukai Rp. 20.300,-) untuk kuantitas isi sebesar 20 batang. 

Anggapan harga 1.000 per batang pada rokok ini ada benarnya, jadi sekilas memiliki value lebih dibandingkan kompetitor internal yang memiliki harga 25.000 keatas (semisal Lucky Strike atau Luckies). Untuk harga sendiri saya termasuk menganggap rokok ini agak mahal, jadi saya beri nilai 8 dari 10. 







Kemasan rokok ini menggunakan warna putih, hitam, merah, dan emas. Kemasan depan dan belakang memiliki kesamaan, dengan elemen utama ialah merah dan putih. Tulisan depan dan belakang secara umum ialah COUNTRY dan International, yang pada tulisan COUNTRY dilengkapi elemen emboss tegas yang minim. Bagian kanan terdapat satu elemen roof khas Country, yang sejujurnya merupakan versi rotate samping kanan dari Rooftop Marlboro. Seakan menegaskan bahwa rokok ini memang punya embrio khas Marlboro. Bagian kanan atas terdapat logo crest, dengan mahkota menandakan rokok ini berjenis King Size, dan elemen kuda yang menyiratkan flavor ini mirip dengan Marlboro. Perbedaan yang sangat kentara pada kemasan relaunch ialah terdapat siluet crest yang terkesan kental, dengan warna merah darah gelap. Dibawah kemasan tertulis 20 KING SIZE FILTER.

Seperti halnya rokok buatan Bentoel Prima yang tidak terafiliasi dengan BAT, bagian kanan kemasan tidak terdapat logo BAT, namun dengan elemen penempatan logo dan tulisan yang sama dengan rokok SPM buatan BAT di Indonesia. Bagian samping kiri hanya terdapat logo Country dan kadar. Penempatan jenis rokok dan kadar sangat persis dengan rokok buatan BAT di Indonesia (ambil contoh Lucky Strike). Bagian atas (maaf ada sedikit kendala teknis pada foto) dan bawah kemasan terdapat tulisan COUNTRY dan International. PT yang memproduksi rokok ini ialah PT Adhitama Sejahtera Abadi, bentukan baru dari Bentoel Prima dan kemungkinan besar ada kontribusi besar dari Eratel Prima.

Cukup simpel, namun terkesan rokok ini merupakan rokok dalam kategori generik. Namun secara sekilas terkesan lebih oke ketimbang Commodore Filter. Untuk kemasan saya beri nilai 8.6 dari 10.

Lalu kita coba buka plastiknya dan buka bagian kemasan dengan seksama


Tidak ada satupun informasi yang tercantum pada bagian dalam kemasan (berbeda dengan anggap saja Solo atau Sobat yang dibuat oleh Djirak, salah satu bentukan lain dari Bentoel Prima). Terkesan generik, terutama pada bagian foil yang sangat tidak menarik. Bahan foil terkesan generik, mirip dengan rokok yang dibuat pabrikan kelas II secara umum. 

Kemudian kita coba tarik bagian foil untuk melihat isinya, secara seksama


Tampak rokok ini memiliki kesan American Blend yang generik. Filter dengan motif cork dan warna cork yang khas. Susunan batang rokok ini sekilas memiliki kesamaan dengan SPM secara umum. 7 di depan, 6 di tengah, dan 7 dibelakang, dengan kuantitas total sebanyak 20 batang.

Kemudian kita coba tarik salah satu batang rokok ini dengan seksama


Tampak jelas diameter dan model batang rokok yang digunakan ialah King Size. Panjang sekitar 84mm atau kurang, dan diameter sekitar 7.9mm atau kurang. Tidak perlu diragukan pada rokok ini memiliki elemen khas yang dimiliki oleh Marlboro lama, hanya berbeda pada bagian tipping paper saja. Tipping paper tertulis COUNTRY, dengan motif dan warna khas cork, yang secara umum ditemukan pada American Blend. Tidak terdapat perforasi laser, sebagaimana yang diharapkan oleh perokok Marlboro Merah versi lama

Kemudian mari rasakan rokok ini secara seksama


Sebelum dibakar, rokok ini memiliki mixture khas American Blend yang agak ringan namun memiliki aroma rasa cocoa yang lunak dan sensasi rasa Tembakau Virginia yang agak manis. Namun, ketika mulai dibakar, sensasi awal yang didapatkan ialah rasa sweet yang terkesan kuat dari inverted sugar, ada sensasi spicy alamiah dari blend rokok ini, sensasi rasa aromatik yang terkesan halus dan dalam taraf baik, sedikit smoky, dan terkesan memiliki sensasi rasa tembakau kaya. Cukup simpel ketika membahas rasa rokok ini, note cocoa terkesan halus dan cukup kental, note a hint of sweetness dari licorice, ada sensasi khas vanilla yang tidak begitu dominan namun terasa, beberapa sensasi lain yang sebenarnya tak jauh dari note utama rokok ini. 

Kesan manis dari Tembakau Virginia memiliki rasa khas yang cukup baik dan tidak berlebihan. Spicy pada taraf tajam, namun masih bisa dikatakan sebagai bentuk spicy yang natural, dan aromatik khas dari Tembakau Oriental (dengan besar kemungkinan berjenis Turkish). Ringan dan cenderung tidak memiliki profil warming kuat, dalam artian rokok ini tidak membuat tenggorokan hangat dalam lingkup besar. Dan juga profile penggunaan lactone (turunan susu) yang menciptakan sensasi rasa gurih, tergambar pada rokok ini. 

Blend pada rokok ini juga cukup simpel bila dijelaskan. Tembakau Virginia dengan karakter manis alamiah dan sedikit berempah pada rokok ini, Tembakau Burley yang ada terkesan memiliki citarasa smoky halus dan menambah sensasi spicy alamiah pada rokok ini, dan Tembakau Oriental Berjenis Turkish yang memiliki aroma halus dan nutty yang tidak berlebihan pada rokok ini. Balance secara blend, seimbang secara takaran rasa, dan memiliki rasa earthy yang terkesan tajam namun halus. Bila dicoba untuk dikeluarkan lewat hidung, aroma smoky khas Burley, sensasi pedas yang tajam, dan aroma nutty lembut cukup tergambar pada rokok ini. Profil rasa aroma berada takaran lembut dan tidak terlalu lembut. 

Tarikan pada rokok ini mantap, halus secara tarikan, namun memiliki efek solid dan kental dalam asap yang terkandung pada rokok ini. Dan tarikan awal cenderung ringan, meskipun saya tidak bisa menganggap rokok ini ringan secara keseluruhan. Harshness yang terkandung pada rokok ini cenderung kental namun halus, terkesan menggelitik meskipun tidak seutuhnya terasa. Throat hit terkesan halus, sedikit menusuk, namun terkesan cepat pudar dan bisa dinikmati secara seksama. Durasi rokok ini ialah 6-8 menit (saya mendapatkan angka sekitar 7 menit), tergantung bagaimana cara Anda menghisapnya dan situasi plus kondisi ketika merokok. Aftertaste yang ada secara umum ialah sensasi tembakau yang terkesan segar dan kental, sensasi nutty yang halus namun erat, sensasi smoky yang sangat kuat, dan juga sensasi mixture flavoring yang terkesan kuat namun halus. 

Kelemahan rokok ini secara simpel, panas ketika mendekati batasan akhir dan ada sedikit chemical taste yang memang tidak begitu kental. Anggapan bahwa rokok ini memilliki sensasi rasa Marlboro Merah lama tentu ada, namun dengan kisaran takaran yang tidak terlalu dekat. Anggap saja 70-80%, dengan sensasi tarikan yang jauh lebih ringan, halus, dan tidak begitu menusuk. Meskipun memang kita ketahui bahwa tidak ada satupun yang menggantikan Marlboro Merah lama, namun bila ingin menghibur diri sementara, rokok ini bisa dicoba. Untuk rasa secara umum, cukup simpel, di angka 8.84 dari 10 bisa saya berikan pada rokok ini.

KESIMPULAN

Anggapan rokok ini merupakan pengganti dari Marlboro Merah lama secara umum, bisa dikatakan cukup baik. Terutama bagi Anda yang menginginkan sensasi American Blend dalam wujud low budget, rokok ini bisa jadi pilihan secara dasar. Meskipun begitu, beberapa kelemahan rokok ini diantaranya ialah panas ketika mendekati batasan akhir dan ada chemical taste yang cukup umum, seakan menandakan rokok ini memang ada sedikit kesamaan dengan Marlboro lama yang saya kenal atau pembaca kenal. Untuk distribusi rokok ini, saat ini hanya ditemui di warung, toko kelontong, maupun grosir secara umum di daerah semisal pulau Jawa dan Sumatera. Saya kurang tahu pasti bagaimana rokok ini di pulau lain di Indonesia, karena informasi yang sangat terbatas. Yang pasti, rokok ini tidak akan masuk ke modern trade semisal Indomaret, Alfamart, maupun minimarket lain. Sebuah keajaiban apabila rokok sejenis ini bisa masuk kesana. 

Pada akhirnya, nilai rata-rata atau overall yang dicapai oleh rokok ini, terletak pada angka  8.48 dari 10. Untuk rokok ini unggul pada rasa, namun ada poin kurang sedikit pada harga dan kemasan dari rokok ini. Anggap saja nilai 8 pada harga ini merupakan harga yang fleksibel dimulai pada angka 18.000. Bila saya merekomendasikannya? Tentu iya, dengan catatan Anda adalah user SPM tulen. Bila tidak? Silahkan pikir ulang.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Sampoerna Philip Morris Magnum (Philip Morris Merah), SKM Full Flavor Dengan Diameter Dan Ukuran Besar Serta Rasa Khas Mantap

Selamat malam,

Pernahkah terbenak bahwa review yang dahulu saya janjikan ternyata sempat kandas karena produknya tidak berjalan dengan lancar? Pertanyaan ini menurut saya bisa menjawab kenapa pada akhirnya saya bisa membuat review dari rokok ini. Sempat terbenak dalam diri saya bahwa harapan saya mendapatkan stok segar untuk bisa diulas, dalam situasi yang seakan-akan pupus dan tanpa harapan. Mungkin paragraf selanjutnya bisa menjawab kenapa saya bisa berlaku sebagaimana demikian.

Dapur pacu untuk mengulas satu rokok, sangat diutamakan ialah stok dibawah 3-4 bulan, dalam artian semakin dekat dengan tanggal penulisan, berarti rokok tersebut memiliki  intisari rasa yang sesuai dengan ekspektasi utama yang diharapkan oleh konsumen. Tugas saya hanya mengulas dan membagikan informasi, kalau saya dibilang memihak ke satu pabrik tentunya tak benar. Bahkan secara tegas saya terkadang melawan pihak yang terlalu membela satu pihak tanpa mempertimbangkan asas logika dan pemikiran rasional terkait satu rokok. Saya pada dasarnya tidak akan membela satu pihak ataupun lainnya. Harap maklum sebesar-besarnya.

Review rokok yang saya akan coba bahas pada kesempatan kali ini ialah Philip Morris Magnum. Pernahkah terbenak kenapa sampai waktu ini saya tidak berani mengulas rokok ini sama sekali? Kalau jawabannya tidak mau, tentunya benar. Namun dengan catatan yang sangat banyak. Bahkan beberapa hari yang lalu, saya tidak menemukan produk ini sama sekali, dengan asumsi terjadi penarikan besar-besaran. Lagi-lagi asumsi itu berakhir dengan kesimpulan bahwa produk ini tidak mungkin diproduksi. Hanya mukjizat yang menjawab doa saya, bahwa terhitung tadi pagi, produk ini sudah bisa ditemukan kembali dengan cukai terbaru 2021. Aneh? Iya dan saya bertanya terus menerus. 

Produk ini saya ingat sekali saya dapatkan sekitar akhir Agustus 2020 lalu, dengan catatan stok yang dilempar tak jauh dari rentang 29 Juni 2020  sampai 1 Juli 2020. Ini menurut saya rentang yang tak layak untuk rokok ini diulas, mengingat saya hanya mengambil stok maksimal ialah 3 bulan untuk sekelas rokok SKM Full Flavor yang banyak sausnya. Saya jujur tidak berani membuat ulasannya disini, dan hal yang saya ingin sampaikan ialah permohonan maaf sebesar-besarnya bila rokok ini terkesan gagal diulas sebelumnya.

Cukup menarik bila kita kembali ke produk rokok ini. 12 batang, dengan diameter besar dan panjang yang lumrah ditemukan pada SKM Full Flavor. Dan cukup bisa dikatakan bahwa rokok ini tercipta dengan asumsi untuk mengisi relung celah perokok Sampoerna U Bold yang sepertinya banyak yang terpaksa pergi ke Gudang Garam International atau Surya. Banyak yang mengatakan bahwa merek Philip Morris sendiri merupakan nama pengganti dari Sampoerna U, dengan asumsi awal U Bold diubah ke Philip Morris Bold. 

Mungkin kita juga pernah tahu bahwa Sampoerna A Filter diciptakan untuk mengisi celah perokok U Bold lama, namun ternyata gagal pada akhirnya. Keputusan untuk mengembalikan size Magnum dari Sampoerna (ini tidak ada kaitan secara langsung dengan 234 Magnum Filter, Magnum sendiri merupakan diameter terbesar dalam jenis sigaret dan dapat berarti jumbo) pada akhirnya dilakukan dengan tujuan untuk mengisi aspirasi dari perokok Dewasa U Bold (SES C-D, 18-35 tahun) yang sempat tidak bisa terisi karena tidak adanya produk pengganti. Anggapan ini cukup saya anggap sebagai penebus dosa terkait hilangnya Sampoerna U Bold. Harap maklum

Baiklah, daripada saya panjang lebar bercerita tanpa akhir, mari kita review rokok ini terlebih dahulu dari harga. Untuk rokok ini, tadi pagi saya membelinya dengan harga Rp. 15.000,- (cukai 2021 Rp. 20. 400 untuk kuantitas 12 batang). Harga ini menurut saya sangat aneh, terkesan tidak ada kenaikan dari harga awal rokok ini diperkenalkan pada Agustus 2020 lalu. Saya justru curiga bahwa harga ini sengaja dipasang sampai market share rokok ini mulai menyentuh angka diatas 0.1% dari volume rokok keseluruhan di Indonesia. Menurut saya, harga ini sangat murah ditengah produk SKM Full Flavor dari Sampoerna paling minim menyentuh harga 16.500 per 12 batang. Apakah ini rokok entry level? Saya berkata demikian. Untuk harga sendiri saya beri nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba review kemasan rokok ini dengan seksama







Tampak terlihat bahwa kemasan rokok ini menggunakan basis warna merah darah, perak, putih, dan kuning. Cukup terlihat bahwa pattern utama dari rokok ini ialah semacam panah yang menandakan satu embrio terbaru dari Philip Morris yakni arah terdahulu untuk kedepan. Banyak garis panah yang membentuk semacam tekstur khas tailor dari England. Pattern panah ini merupakan dari tiga jenis garis panah vertikal. Pattern panah ini menggunakan garis transparan halus yang mengikuti embrio kemasan rokok ini yakni merah, dengan adanya efek emboss halus dan terkesan solid. Bagian kiri kemasan terdapat satu logo Sampoerna dengan warna perak. Ini seakan menandakan bahwa rokok ini dibuat oleh HM Sampoerna. 

Bagian tengah terdapat emblem khas Philip Morris global. Terdiri dari siluet Sir. Philip Morris dan tongkat, dan emblem layaknya pita menghadap diagonal. Di bagian samping dari siluet Sir. Philip Morris, terdapat tulisan ESTD. 1847, yang merupakan awal dari Founder Philip Morris International membuka toko tembakau di Inggris. Tulisan established tersebut menggunakan warna kuning, dan ditengahnya terdapat gambaran dari Sir. Philip Morris yang menjadi satu founding father dengan gaya khas English Man, terlepas image dari Philip Morris yang dianggap sebagai perusahaan asli Amerika oleh masyarakat. Logo siluet tersebut menggunakan warna perak dan terdapat emboss halus namun kuat. Tertulis PHILIPMORRIS dengan model logo khas brand dari PHILIP MORRIS yang modern dan tekstur emboss tipis namun kuat. Warna tulisan pada PHILI dan ORRIS menggunakan warna putih, sedang pada tulisan PM menggunakan warna perak tua. Terdapat satu ribbon dibawah logo, bertuliskan MAGNUM, yang menjadi jenis rokok ini. Di bagian bawah terdapat tulisan London, England yang merupakan tempat awal Philip Morris memulai bisnisnya. Tertulis 12 FILTER KRETEK, menandakan jenis rokok ini ialah SKM Full Flavor. 

Bagian belakang kemasan terkesan sama dengam produk Philip Morris Bold, dengan adanya siluet dan tanda tangan dari Philip Morris ketika memulai bisnis, dan stamp 1847 London. Bila pernah melihat review dari Philip Morris Bold maka tidak akan jauh berbeda secara karakter tulisan dan deskripsi. Hanya saja, pada kesempatan kali ini, rokok ini menegaskan bahwa rokok ini masih berhubungan dengan Sampoerna, yang pada versi bold tertulis dari pencipta Dji Sam Soe (dan maknanya juga sebenarnya Sampoerna). Bagian kanan terdapat larangan jual dan bagian kiri terdapat tanda tangan dari Sir Philip Morris. Kadar rokok ini terkesan lebih rendah dari U Bold, bahkan Magnum Filter sendiri yang mengusung nama ukuran "Magnum". Bagian atas terdapat logo dan bagian bawah terdapat kode produksi.

Tampak jelas rokok ini dibuat oleh PT HM Sampoerna Tbk., yang untuk fasilitas SKM berada di Karawang, Jawa Barat. Jadi memang cukup jelas bahwa rokok ini masuk ke lini SKM dari Sampoerna, bukan Philip Morris International Indonesia yang biasa memproduksi SPM. Jadi relevansinya tetap ada, karena Sampoerna saat ini dimiliki oleh Philip Morris International, Switzerland. Untuk kemasan menurut saya sangat terbaik di kelasnya, tampak jelas ini merupakan bentuk dari Philip Morris Red yang salah satu negara yang menjual ialah Filipina.  Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 9.6 dari 10..

Kemudian mari kita coba buka plastiknya dan kemasannya secara perlahan dan seksama


Tampak jelas bahwa sekali lagi, rokok ini merupakan produk dari HM Sampoerna, dengan adanya hotline konsumen dalam bentuk email pada bagian inner hinge lid, yakni suara.konsumen@sampoerna.com. Bagian inner frame menggunakan warna merah, dan bagian foil menggunakan pattern PHILIPMORRIS berwarna merah dan tidak dilengkapi emboss.

Kemudian kita coba tarik bagian foil rokok ini dengan seksama


Anggapan saya mengatakan bahwa ketika saya membuka batang rokok ini, sangat jelas bahwa rokok ini memang merupakan U Bold lama dalam wujud baru. Batang filter besar dan tipping cork yang khas ini memang satu bentuk identik dari Sampoerna U Bold. Susunan batang rokok ini ialah 6 di depan dan 6 di belakang, dengan kuantitas batang 12 batang.

Kemudian kita coba tarik batang rokok ini dengan seksama



Tampak jelas bahwa rokok ini memiliki panjang sekitar 90mm dan diameter sekitar 8mm atau kurang. Terkesan rokok ini memiliki diameter Magnum, yang memang merupakan diameter yang paling besar sepanjang sejarah SKM Mainstream. Tipping paper rokok ini memiliki satu batasan putih kecil pada bagian bawah, dilanjutkan dengan tulisan PHILIP MORRIS MAGNUM, dan diatas batasan rokok yang dimulai dari garis merah dan siluet Sir Philip Morris ini, secara umum adalah area dari filter yang aman. Model tipping paper ialah cork pucat dengan motif abstrak khas SKM Full Flavor Indonesia. 

Kemudian kita coba rasakan rokok ini dengan seksama


Tampak jelas bahwa sebelum dibakar, rokok ini memiliki satu note khas sisi merah dari SKM Full Flavor buatan Sampoerna. Kentara dengan saus maple, elemen buah sangat terang, dan kesan sweet-fermented sangat dominan serta terkesan solid. Namun ketika dibakar, rokok ini memiliki note sirup maple yang terkesan kuat, sensasi spicy yang terkesan halus namun cukup pedas di tenggorokan, sensasi buah yang terkesan manis dan memang terang, dan sensasi lain yang akan saya coba jelaskan selanjutnya. Karakter utama yang menjadi bawaan rokok ini ialah maple syrup yang terkesan lebih light dibandingkan U Bold secara umum dahulu, kombinasi buah diantaranya raspberry+lychee+nanas+nangka, unsur licorice yang kental khas Sampoerna, elemen cocoa yang terkesan meredup karena adanya penambahan aged spirits (berupa esens Jamaican Rhum), dan elemen vanilla yang terkesan terpendam. 

Sensasi maple syrup merupakan satu hal utama dari sisi merah SKM Sampoerna, dengan sensasi rasa syrupy kental dan legit, manis yang terkesan mirip dengan sensasi saus pancake, dan terkesan lengket di sisi mulut. Kombinasi buah ini sangat didominasi oleh raspberry yang manis dan memiliki acidity pada taraf menengah, leci atau lychee untuk meningkatkan acidity dan menjadi ciri khas SKM Sampoerna, nanas juga secara umum meningkatkan acidity dan memperbaiki flavor, dan nangka yang memang menjadi ciri khas SKM ataupun Kretek di Indonesia. Licorice secara umum merupakan basic utama dari SKM Sampoerna, dengan rasa a hint of sweetness yang kuat, bahkan bisa mendukung sensasi manis dari maple syrup itu sendiri. Anggapan bahwa rokok ini memiliki unsur cocoa sangat kentara, tidak getir namun seakan menciptakan flavor kuat khas rokok secara umum yang menjual rasa kuat. Essens Jamaican Rhum disini dimaksudkan untuk menciptakan sensasi sweet fermented yang khas dan kental, dengan tujuan lain untuk memperbaiki rasa rokok. Elemen vanilla dapat meningkatkan sensasi khas spicy dari rokok ini.

Khusus sensasi spicy dari rokok ini, terkesan merupakan campuran dari pekak, kapulaga, adas manis, kayumanis, dan beberapa rempah lain yang dimaksudkan untuk menciptakan sensasi pedas khas rokok Kretek. Sensasi spicy tidak begitu dominan meskipun memang terkesan pedas di mulut dan sedikit di tenggorokan. Cengkeh yang digunakan ialah cengkeh matang pohon dengan sumber kemungkinan berasal dari Manado.  Sensasi cengkeh pada rokok ini kurang begitu warming, tidak panas dan tidak terlalu pedas untuk dirasakan. Sensasi warming pada rokok ini kurang terasa, cenderung biasa dan tidak membuat tenggorokan terasa hangat.

Tembakau pada rokok ini terbilang pada kualitas 1 atau 2 tingkat SKM Premium, dengan catatan jenis yang digunakan ialah Oriental Krosok dan mungkin ada sedikit Virginia khas Sampoerna. Yang paling jelas tergambar ialah Krosok Madura, dengan rincian rasa nutty kuat namun dengan aroma halus yang sedap. Sisanya, mungkin mengandung Temanggung dan Boyolali, yang memang ditakarkan sedemikian rupa untuk menciptakan sensasi rasa Kretek yang baik dan benar sesuai kaidah. Virginia mungkin  disini ditambahkan sebagai ciri khas Tembakau Berkualitas Sampoerna, dengan sensasi asap manis yang terkesan baik dan sedap. Termasuk balance secara blend, namun unsur earthy pada rokok ini terkesan kurang terasa. Memang terasa sensasi zat hara tanah, namun kurang begitu kuat pada rokok ini. Dikeluarkan lewat hidung, sensasi spicy dan nutty aromatik terkesan kental, mungkin ini disebut efek pedas lokal dan khas. 

Tarikan pada rokok ini terkesan solid, mantap, dan memiliki sensasi halus yang kemungkinan besar karena diameter rokok ini besar. Anggapan mantap disini tentunya dapat dijelaskan dengan tarikan yang kuat namun menurut saya cukup mudah untuk menariknya. Harshness terasa, terkesan sedikit menggelitik namun bukan sebuah masalah yang memang menjadi kelemahan. Throat hit halus, sedikit menggelitik namun tidak menusuk, dalam artian mungkin kembali lagi, diameter bermain banyak pada rokok ini. Durasi rokok ini termasuk lama, 17-19 menit (saya mendapatkan pada rentang angka 18 menit), dan kembali lagi pada faktor bagaimana cara Anda menghisapnya dan situasi serta kondisi ketika menghisap. Aftertaste cenderung syrupy kuat, dengan adanya sensasi masam fruity yang bertahan lama, dengan sensasi nutty halus yang dominan, dan terdapat sensasi cocoa yang terkesan kental dan baik.

Kelemahan rokok ini terbilang hampir sama dengan U Bold, cenderung terlalu enteng bagi sebagian orang dalam menghisapnya, rasa di tengah bakaran yang mulai berkurang, dan sensasi panas di jari dan bibir ketika mendekati beberapa hisapan terakhir. Tanpa basa-basi, saya memutuskan bahwa rokok ini ialah 98% memiliki komponen yang mirip dengan Sampoerna U Bold. Hanya perbedaan kentara ialah pada sensasi syrupy rokok ini termasuk lebih rendah (kisaran 2% dari produk sebelumnya), dan terkadang memang untuk menghibur lara yang teringat pada U Bold, saya bisa merekomendasikannya. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 8.85 dari 10.

KESIMPULAN

Anggapan bahwa rokok ini sudah tidak diproduksi, ternyata sangat salah ketika saya membeli dan mencoba rokok ini kembali. Rasa utama yang ingin dijual pada rokok ini sudah saya tuliskan dan dapatkan. Jadi ketika saya (atau Anda) mengambil kesimpulan bahwa rokok ini tidak begitu sedap? Menurut saya tanggal produksi dari rokok yang Anda hisap menentukan segalanya. Kelemahan cukup simpel, sensasi rasa hampa, tengah bakaran yang mulai berkurang sensasi rasa, dan akhir hisapan yang panas. Distribusi untuk restock rokok ini sudah berjalan di Indomaret, mungkin Modern Trade lain semisal Alfamart dan Alfamidi menyusul seiring berjalan waktu. Untuk warung sendiri, produk ini terkesan nihil karena respon pada penjualan MT rendah. 

Ada satu harapan yang saya lihat bahwa rokok ini sebenarnya tidak redup layaknya yang dikira sebelumnya. Namun itu kembali lagi bagaimana Sampoerna bisa memaknai momen ini, karena menurut saya kegagalan di awal produk ini karena distribusi yang sangat delay dari warehouse ke outlet. Tahun lalu memang terkesan produk ini tidak bisa menjanjikan, namun harapan ini saya lihat bisa Anda coba layaknya saya. Untuk nilai keseluruhan rokok ini, saya memberi nilai 9.31 dari 10. Anda pasti bertanya kenapa saya memberikan nilai tinggi. Faktor utama, harga dan kemasan. Sangat menjual, namun sangat disayangkan rasa rokok ini akan tidak cocok bagi beberapa kalangan. Bagi Anda yang ingin menghibur diri terkait kehilangan U Bold, rokok ini bisa dicoba. Namun bagi Anda semisal pengguna Surya atau rokok Gudang Garam lain, menurut saya kurang bisa cocok. Ini semua kembali ke Anda. 

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Hero Casual Biru Jeans 20 Batang, SPM American Blend Style Pertama Dari STTC Dengan Tipping Paper Model Jeans

Selamat malam,

Teringat bahwa saya pernah menjanjikan satu review yang sekiranya mungkin ditunggu oleh beberapa khalayak yang ada pada Twitter saya, yakni @ReviewRokok. Meskipun tidak besar, namun saya anggap ini bisa dianggap sebagai sampel untuk menentukan review rokok ini layak dipublikasikan atau tidak. Karena memang, biasanya penentu apakah review bisa dipublikasikan atau tidak, terletak pada respon yang ada pada Twitter. Harap maklum.

Review ini juga ditulis disaat kondisi saya mendadak menurun tanpa sebab. Anggap saja bahwa memang saya tidak menulis pada masa sebelumnya dikarenakan hal ini. Namun, anggapan saya bahwa pembaca atau khalayak adalah segalanya, maka saya memutuskan untuk memaksa jalur saraf otak saya untuk bisa menulis kembali. Meskipun jangan kaget bahwa hasilnya tidak begitu maksimal. Harap maklum.

Tanpa basa-basi, saya coba membuat review produk ini dengan mungkin ada beberapa kata yang sekilas tidak sinkron diantara satu dengan lainnya. Meskipun hal ini bisa jadi perhatian pembaca, ketika mungkin ada yang janggal dalam tulisan kali ini. Review rokok yang saya coba tuliskan kali ini ialah Hero Casual. Pernah saya membahas soal rokok ini sebagaimana yang ada pada thread berikut

Sekiranya pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba mereview varian utama dari rokok ini. Varian biru jeans yang pada kali ini kita coba belah satu persatu bagaimana aspek keseluruhan dari rokok ini. Ada hal yang mendasari kenapa rokok ini bisa saya review dan kenapa saya dahulukan varian biru jeans terlebih dahulu. 

Bila dikaji lebih jauh, Hero merupakan brand lama dari STTC yang penjualannya hanya bisa didapatkan di wilayah Sumatera (untuk mempermudah gambaran soal embrio utama Hero Casual, bisa dicek keyword "Rokok Hero Filter English Blend"). Entah mengapa, STTC melakukan perombakan dari embrio rokok ini, dengan mengusung blend berbeda dan fisik yang tentunya jauh berbeda.

Rokok ini dipromosikan dengan semacam hashtag yakni #SantaiTapiBerisi, dengan dukungan kuat terletak pada TikTok (menurut saya termasuk nekat disatu sisi, tapi okelah), dan Instagram. Jalur yang menurut saya tidak lazim ini seakan menandakan bahwa STTC di satu sisi ingin berubah secara total, baik secara produk maupun promosi. Penjabaran Santai Tapi Berisi dapat dilihat pada rasa yang santai untuk dihisap (bisa juga menggunakan frase ringan) namun memiliki tarikan yang memang solid dan kuar (dapat diartikan bahwa frase berisi menjabarkan sensasi rasa bawaan dari rokok ini).

Anggapan ini nanti saya coba buktikan kembali (setelah melakukan test individu terkait rokok ini di pertama kali membeli dan mencoba) nanti saat saya mencoba untuk menjabarkan teknis dari rasa rokok ini. Hal pertama yang sudah menjadi pola dari review rokok ini ialah, dimulai dari harga terlebih dahulu.

Harga rokok ini saat saya membeli sekitar Rp. 25.000,- (memang secara resmi rokok ini dijual dengan harga Rp. 26.000,-, cukai golongan IIA Rp. 29.725,-) dengan kuantitas sebesar 20 batang. Menurut saya, harga rokok ini sekilas diatas produk STTC yang secara umum bermain dibawah harga SPM umumnya (anggap saja ketika rokok lain berharga 25.000, produk STTC berada pada rentang maksimum 22.000). Termasuk mahal, namun sesuai apabila ingin melawan Luckies atau Camel. Untuk harga sendiri saya beri nilai 5.5 dari 10.

Kemudian kita coba review kemasannya dengan seksama







Kemasan rokok ini terbilang sangat klasik dan mungkin tampak sekilas bahwa rokok ini bukanlah rokok berjenis premium seperti yang dihadirkan oleh harga rokok ini. Tampak bagian depan dan belakang kemasan rokok ini menggunakan motif latar dark dari sebuah denim (sering orang menyebutnya sebagai jeans untuk singkatnya), dengan tekstur emboss yang terkesan tebal, kompleks, dan memiliki tekstur kasar yang bercampur dengan sentuhan sensasi glossy dari plastik pada karton. Gambaran berikutnya ialah objek kantong pada rokok ini, yang terinspirasi dari jaket denim atau jeans, dilengkapi dengan kancing di bagian tengah. Objek kantong ini memiliki unsur emboss kental, terutama di bagian luar. Bagian kantong dalam memiliki jahitan dengan pola yang umum ditemui pada jaket denim. Hal yang saya sayangkan ialah, pada bagian jahitan tidak terdapat tekstur emboss, hanya pada bagian kancing kecil berwarna kuning dengan adanya emboss. 

Terdapat dua tulisan yakni HERO dan Casual, dengan model font Casual yang sekilas mirip dengan font yang digunakan oleh Nudie Jeans. Pada font HERO menggunakan font serif yang klasik, tidak ada perubahan pada font embrio awal hanya berbeda pada warna font Hero menggunakan warna kuning. Kedua objek tulisan menggunakan efek emboss terang yang kentara dan tebal. Pada bagian tengah atau cukup saya menyebutnya sebagai kancing kantong, terdapat emblem khas dengan outer ring objek menggunakan warna rose gold yang kental tebal dan dilengkapi emboss, dan bagian dalam terdapat sebuah objek yang bisa dinamakan sebagai "The Lion King". Mungkin model emblem ini seakan berbeda dengan Hero yang saya kenal dahulu, namun pada konteks ini terkesan kuat dengan unsur singa. Anggap saja singa ini mewakili unsur "Berisi", dengan unsur warna rose gold dan memiliki tekstur emboss tebal dan sangat kentara. Tekstur kuat, dan terkesan licin. Bagian bawah tertulis 20 CASUAL JEANS yang dapat diartikan rokok ini merupakan rokok dengan rasa mainstream.

Bagian kanan dan kiri terdapat tulisan 20 SPM dan tulisan PT STTC, Indonesia. Untuk info saja, STTC atau Sumatran Tobacco & Trading Company merupakan perusahaan Tembakau yang mungkin bisa dibilang paling besar secara penjualan untuk perusahaan asal Sumatera. Perusahaan ini berlokasi di Pematang Siantar, Sumatera Utara dan memiliki afiliasi dengan Indocafe (PT Sari Incofood Corporation). Bagian kiri dan kemasan memiliki unsur HERO dan bagian kiri terdapat kadar dari rokok ini. Tampak jelas bahwa rokok ini memiliki kadar yang tak jauh dengan Marlboro Merah ataupun Camel Yellow. Bagian atas terdapat tulisan HERO Casual dengan adanya efek tekstur, begitu juga bawahnya. 

Saya sendiri menganggap rokok ini sekilas agak kontras dengan materi promosi, begitu juga harga yang ditawarkan oleh rokok ini. Tampak bahwa desainnya kurang begitu masuk, namun elemen ini sebenarnya sudah baik bagi perokok yang tidak memandang jenis kemasan. Bukan masalah major, tapi kurang masuk di benak saya saja. Untuk kemasan sendiri saya memberi nilai 8.35 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya untuk mengetahui bagian dalam secara seksama


Bagian inner hinge lid pada rokok ini terkesan unik. Sekilas mengingatkan saya pada Marcopolo, dengan adanya slogan promosi yang seakan mendukung proses recall terkait rokok ini. Tertulis "Santai Tapi Berisi", nilai prinsip Hero Casual yang menandakan rokok ini memiliki karakter santai namun memiliki sensasi rasa yang dikatakan "berisi". Dalam artian meski rokok ini ialah SPM, namun tarikannya solid dan mantap dikelasnya. Bagian inner frame dari rokok ini menggunakan warna hitam, tekstur licin dan biasa saja. Foil menggunakan model pattern diagonal line, tekstur emboss cukup baik dan menggunakan warna biru.

Kemudian kita coba tarik bagian foil dengan seksama


Tampak jelas bahwa rokok ini memiliki satu keunikan. Tipping paper yang jujur belum saya pernah temukan untuk SPM buatan Indonesia yang umum. Model tipping menggunakan warna jeans dan tampak terdapat tulisan HERO. Susunan batang rokok ini ialah 7 di depan, 6 di tengah, dan 7 di belakang, dengan kuantitas sebesar 20 batang.

Kemudian kita coba keluarkan salah satu batang rokok-nya dengan seksama



Tampak rokok ini menggunakan model King Size, dengan diameter sekitar 84mm atau kurang, dan diameter bawaan sekitar 7.9mm atau lebih. Anggap saja rokok ini memang memiliki spesifikasi King Size. Bagian tipping paper rokok ini menurut saya merupakan nilai jual utama, dengan model tipping paper ialah motif jeans. Tekstur cukup kasar, dan menggunakan warna denim gelap. Bagian batasan tipping paper terdapat unsur jahitan benang berwarna emas gelap, dilanjutkan dengan singa dari Hero itu sendiri, dan model tulisan HERO ialah vertikal dengan warna putih. Entah mengapa bila seandainya bagian batang rokok ini bisa selaras secara total dengan kemasan, saya jauh lebih menyukainya.

Tipping paper ini saya lihat memiliki keunggulan yang kentara, mencegah noda basah yang sering ditemui oleh perokok dan juga mencegah terlihatnya noda lain (semisal lipstik atau kopi) yang mengganggu estetika. Anggap saja bahwa memang rokok ini memiliki model tipping paper yang baik. Kontur rokok ini sekilas memiliki model layaknya FIRM FILTER milik Marlboro atau FIRMTECH yang secara gamblang tidak disebutkan pada Camel Yellow. Namun dengan perbedaan filter yang terkesan lebih lunak namun tetap kokoh dan solid.

Kemudian kita coba rasakan rokok-nya dengan seksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini sekilas memiliki sensasi tembakau dengan kompleksitas yang mirip dengan SPM American Blend secara umum. Kentara dengan unsur Virgina yang segar dan Oriental yang kuat, dengan tambahan sentuhan manis dari Burley. Tampak jelas rasa rokok ini memiliki rasa sentuhan cocoa, licorice, dan vanilla. Namun ketika dibakar, sensasi rokok ini sangat kentara dengan mixture khas American Blend yang kuat dan berbeda dengan SPM generasi terbaru di pasaran. Anggap saja rokok ini memiliki sensasi spicy yang halus namun dengan sentuhan mixture vanilla, licorice, cocoa, inverted sugar dan gliserol yang lebih kentara ketimbang yang saya sebutkan sebelumnya. Tekstur layer spicy terkesan kental, dengan sensasi pedas khas yang ditimbulkan Virginia dan rasa nutty yang seakan mendukung sensasi spicy bawaan dari rokok ini. Sangat legendaris, mirip dengan West 100's atau bila familiar, Marlboro Merah Versi Lama. Sensasi fresh dari mixture ini juga memiliki sensasi manis yang alamiah, tidak dibuat-buat, dan kentara dengan rasa sweet and smoky. Memiliki sensasi warm yang sangat familiar namun tidak berlebihan. Sangat nyaman, di tenggorokan terkesan hangat namun tidak berlebihan.

Bllend dari rokok ini sudah saya jelaskan sebelumnya. Tembakau Virginia yang memiliki sensasi manis alamiah dan spicy dominan, Tembakau Burley yang smoky dan terkesan mendukung manis dari Virginia serta pada note rempah yang terkesan pada rokok ini memang merupakan karakter alami dari Burley. Tembakau Oriental pada rokok ini terkesan sangat nutty lembut, yang saya bisa asumsikan rokok ini menggunakan Oriental Turkish yang memang kentara kuat namun halus. Ada juga efek pendukung dari Tembakau Oriental untuk membangun karakter spicy alamiah yang menggelitik dan pedas. Blend pada rokok ini terkesan Balance dan Solid. Seimbang secara rasa meskipun dominan tetap pada Virginia. Memiliki sensasi earthy kuat namun halus, terkesan ditanam pada lahan yang baik dan kaya akan unsur hara.

Ketika dikeluarkan lewat hidung, terkesan memiliki sensasi Aromatik yang kental dari Oriental, dengan sensasi tembakau segar yang solid dan memiliki fermentasi baik. Tarikan sangat mantap, solid dan memiliki sensasi hisapan yang padat dan berisi. Dengan mode tarikan santai sekalipun, rokok ini tetap terasa sensasi solid yang memang mengingatkan saya pada Marlboro Merah Versi Lama. Harshness cukup terasa, terkesan menggelitik namun tidak begitu dominan. Throat hit pada rokok ini sedikit ada, namun terkesan baik menurut saya. Agak menggelitik dan minim rasa tusukan, namun ini bukan sebuah kelemahan bagi saya. 

Durasi bakar dari rokok ini ialah 6-7 menit tergantung bagaimana cara Anda menghisapnya, situasi dan kondisi ketika merokok ini, dan bagaimana keadaan lingkungan dari rokok ini. Aftertaste dari rokok ini ialah sensasi tembakau segar, dengan dasar utama Tembakau Virginia yang manis dan seakan memiliki sensasi pedas sedikit, rasa nutty yang kentara dari Tembakau Oriental, serta sensasi cocoa dan vanilla yang cukup kental namun dalam taraf cukup minim. Namun kelemahan rokok ini terkesan mulai hangat menuju panas ketika mendekati bakaran terakhir (konteks pada jari), dan adanya chemical taste bawaan dari tipping paper rokok ini. Jari cenderung hangat, namun untungnya tidak berlebihan pada rokok ini. 

Bagi saya, rokok ini memang termasuk unggul dengan rasa yang solid namun bisa dinikmati dengan mode santai sekalipun. Mungkin juga karena karakter pada rokok ini ialah American Blend dengan sentuhan Mellow, menurut saya rokok ini memang sangat nikmat di kelasnya. Terlepas dari harganya yang mahal di kelasnya. Untuk rasa, saya coba berikan nilai 9.05 dari 10.

KESIMPULAN

Anggapan bahwa rokok ini "Santai Tapi Berisi" memang ada benarnya. Bahkan saya akui secara jujur, rokok ini merupakan pilihan solid yang bisa dinikmati secara perlahan, taruhlah dengan musik mellow yang mendukung sensasi santai dari rokok ini. Sensasi rasa solid, penuh rasa, dan mengingatkan saya pada Marlboro Merah Versi Lama, merupakan kunci rasa yang menurut saya sudah mulai langka di pasaran mainstream. Kelemahan cukup simpel, cukup hangat mendekati panas di jari dan sedikit sensasi chemical taste yang memang menjadi bawaan rasa dari tipping paper rokok ini. Untuk distribusi, rokok ini hanya bisa ditemukan di kisaran Warung atau Toko Kelontong. Jangan berharap rokok ini bisa masuk ke minimarket secara umum, saya belum ada mendengar rencana STTC masuk sana. Dan sayangnya, dari warung yang menjual, hanya 2 dari 5 warung saja yang menjual rokok ini di wilayah saya, dengan stok minim (mungkin karena trial). 

Angka overall keseluruhan yang saya bisa berikan ialah 7.63 dari 10. Impresi rasa pada rokok ini sangat baik, namun lemah pada bagian kemasan dan juga harga yang terkesan tidak ramah kantong. Anggap saja rokok ini memang cocok bagi Anda yang bosan dengan Luckies Merah, Camel Yellow, ataupun Marlboro Merah. Namun bila saya ikuti (atau pembaca mengikuti arus) dari rokok ini, satu hal yang saya perlu tekankan. 

Harga rokok ini terbilang mahal bila dibandingkan dengan kompetitor yang belum saya bahas, Country International atau Ardath. Bahkan untuk pasaran mainstream dari STTC, rokok ini mungkin termasuk mahal untuk dibeli. Apakah saya merekomendasikannya? Tentu, dengan catatan Anda merupakan user SPM American Blend. Bila tidak? Saya kembalikan kepada pembaca sekalian. Karena menurut saya harga dan kemasan jatuhnya relatif dan tidak bisa disesuaikan dari berbagai pihak.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Gudang Garam Taman Sriwedari 12 (Varian Lurik), SKT King Size Dengan Sentuhan Rasa Dan Aroma Klasik Serta Khas

Selamat malam,

Pembaca mungkin bertanya dan juga sekilas mengamati mengapa saya terkesan on-off dalam menulis? Bisa saya jawab dengan satu pernyataan yang bisa menggambarkan sekilas. Ayunan. Saya sudah memberikan pernyataan itu, dan mungkin Anda bisa mengkaji lebih jauh sebab musabab kenapa saya hidup layaknya ayunan yang tak berhenti dan tidak diam dari posisi sebelumnya. Harap maklum sebesar-besarnya. 

Menulis merupakan satu hobi saya ketika ayunan tersebut mulai menetap dari posisi semula. Bila saya menuliskan apapun yang ada di blog ini, ada dua klarifikasi yang akan jelaskan sebelum saya membuat review atau ulasan dari rokok ini. Pertama ialah beberapa waktu silam, ayunan saya seakan lebih buruk bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Kedua, untuk membuat ayunan tersebut berhenti secara total, butuh waktu yang terkesan lama dan tidak bisa diprediksi.

Untuk review kali ini, saya akan mencoba menuliskan beberapa permintaan pembaca yang menginginkan rokok ini dibahas. Anggap saja ini penebusan dosa pertama saya sebelum saya mencoba menebus dosa lain yang sudah saya janjikan sebelumnya. Rokok ini diberi nama Taman Sriwedari, atau biasa ketika membeli rokok ini cukup menyebutkan sebagai "Sriwedari" saja. Rokok ini merupakan salah satu produk klasik pada ranah Kretek Tangan yang berhasil bertahan ditengah persaingan SKT yang semakin besar. Entah kenapa, saya masih mermpertanyakan alasan utama mengapa Gudang Garam mempertahankan brand yang termasuk tua bagi Gudang Garam. Jimat? Mungkin saja.

Taman Sriwedari sendiri mempunyai dua varian, pertama ialah Taman Sriwedari Lurik seperti yang umumnya kita semua kenal. Kedua ialah Taman Sriwedari Lurik Biru, varian yang paling jarang saya temukan dan dibahas dengan seksama. Yang saya tangkap sekilas, perbedaan jelas antara Lurik yang saya bahas kali ini dengan Lurik Biru, mungkin terletak pada kemasan dan ukuran batang. Ukuran batang pada Lurik Biru jauh lebih pendek (Anggap saja sebagai Regular Size), sedang pada batang rokok ini menggunakan model King Size yang sering ditemukan pada rokok SKT di Indonesia secara umum.

Tanpa basa-basi, mari kita review rokok ini dimulai terlebih dahulu dari harga. Harga saya membeli rokok ini sekitar Rp. 12.000,- (cukai 2021 golongan I sebesar Rp. 12.200,-) dengan kuantitas isi 12 batang. Untuk harga dengan patokan konteks saat ini, mungkin bisa dibilang salah satu produk Kretek yang terjangkau dari Gudang Garam. Untuk harga sendiri saya akan memberi nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba review kemasan rokok ini dengan seksama







Kemasan rokok ini terbilang simpel untuk dipahami dari konteks kemasan. Bagian depan dan belakang kemasan, terdapat pola garis yang bisa disebut sebagai lurik berwarna merah dan diikuti dengan bagian biru di bagian bawah. Di bagian depan kemasan terdapat tulisan King Size dengan font vintage, menandakan bahwa rokok ini masuk dalam kategori King Size (dengan ukuran yang sama dengan SKT secara umum). Di bagian bawah tulisan, terdapat logo Taman Sriwedari, dengan adanya emblem berbentuk perisai klasik. Tulisan TAMAN menggunakan warna hitam pekat, dan Sriwedari sendiri menggunakan font yang terkesan Handmade dan menggunakan warna merah. 

Ada gambaran di gambar tercermin bahwa pemandangan indah dengan adanya istana mahligai, banyaknya rumput dan pohon, serta terdapat aliran sungai yang arusnya berwarna merah. Bila dikaji mendalam, gambar ini menandakan gambaran terkait Surga yang umumnya bisa dikaji dengan konteks Eropasentris. Kata Sriwedari merupakan bahasa Jawa untuk menggambarkan Surga secara harfiah maupun makna lain. Acuan gambar surga yang ada sangat tercermin dengan nilai dari Garden of Eden, salah satu penanda bahwa dengan merokok ini akan menjadi tentram dan panjang umur. Bagian bawah terdapat tulisan 12 SIGARET KRETEK.

Bagian belakang tidak berbeda jauh dengan bagian depan, hanya saja pada lukisan belakang kemasan terdapat sebuah joglo dengan jalan dan pohon yang rindai. Anggap saja bahwa rumah ini merupakan kediaman awal dari Keluarga Wonowidjojo. Bagian bawah lukisan terdapat tulisan PT PERUSAHAAN ROKOK Tjap GUDANG GARAM Tbk., Kediri. Anggap saja kembali bahwa lukisan rumah ini memang menandakan kediaman dari keluarga Wonowidjojo. Bagian samping kanan terdapat tulisan larangan jual, kadar dan barcode. Bagian kiri merupakan tempat dari pelekatan pita cukai. Bagian atas terdapat lipatan khas rokok soft-pack dengan warna lurik merah, dan dibagian bawah tertulis MANUFACTURED BY PT. GUDANG GARAM Tbk. Kediri, Indonesia. 

Kemasan rokok ini terkesan klasik, memiliki nilai historis yang terkesan kental dan tidak sembarangan dalam membuat hasil karya cipta kemasan dari rokok ini. Bahan yang digunakan juga solid dan memiliki tekstur licin. Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 8.8 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasannya dengan seksama


Cukup simpel sebenarnya bahwa rokok ini memiliki model soft-pack berlipat layaknya SKT secara umum di Indonesia. Tampaknya, untuk membuka rokok ini bisa menggunakan berbagai cara. Baik membuka lipatan, mencoba menyobek bagian samping, atau mematahkannya bila diinginkan. 

Cara yang saya ambil kali ini ialah merobeknya ke samping. Bisa diikuti cara meyobeknya dengan merobek lipatan bawah bagian samping, kemudian merobek lipatan hingga terlihat bagian batang dari rokok ini



Bila sudah, maka kita bisa melihat bagian dalam dari rokok ini


Tampak pada model plastik ini menggunakan model yang sering dijumpai, yakni lipatan plastik mengikuti kemasan rokok. Untuk merobeknya, bisa dengan membuka beberapa lipatan plastik dan pada akhirnya doronglah bagian bawah rokok ini hingga keluar. Karena ada beberapa kesalahan dalam pengambilan gambar (dan mempersingkat bacaan), maka langsung saja kita kaji berapa kuantitas dari rokok ini. Untuk kemasan rokok ini memiliki kuantitas sebesar 12 batang, dengan susunan 6 di depan dan 6 di belakang.

Kemudian kita coba keluarkan rokok-nya dengan seksama



Tampak batang rokok ini memiliki panjang sebesar 84mm atau lebih, dan diameter bagian bakaran dapat diperkirakan sekitar 8mm dan bagian hisapan sebesar 7.4mm. Anggap saja rokok ini memiliki diameter yang sama dengan rokok SKT yang umum ditemui di Indonesia. Bagian batasan bakaran terkesan simpel, menggunakan ceminan joglo, garis tebal khas SKT Gudang Garam, dan tulisan Sriwedari.

Untuk mempersingkat waktu, mari kita coba rasakan rokok-nya dengan seksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan membawa sensasi rasa yang sekilas, memang terkesan mirip pada kemasan 16 dari Surya. Cukup tawar tapi menggoda, terdapat sensasi buttery taste, dan sensasi buah yang terkesan cukup memiliki aroma dan rasa gurih. Namun ketika dibakar, rokok ini seakan menawarkan sensasi rasa fruity yang tidak begitu kuat, kental dengan sensasi buttery yang menggoda, sensasi sweet-fermented yang khas, dan sensasi spicy yang terkesan sangat kuat namun berakhir dengan sensasi halus. Sensasi fruity yang ditawarkan terbilang simpel dan khas. Raspberry, raisins, leci, dan nangka, dengan note dominan ada di bagian raisins dan nangka. 

Bila dikaji lebih dalam, sensasi saus pada rokok ini terkesan lebih minim bila dibandingkan dengan SKT Gudang Garam secara umum. Cukup kentara bahwa dominan buttery pada rokok ini mampu membuat sensasi gurih jauh lebih dominan, bila dibandingkan dengan sensasi fruity. Adapun sensasi sweet-fermented ini merupakan campuran dari essens rhum dan beberapa pembantu rasa dari raisins itu sendiri. Mungkin anggap saja perisa Sultana atau hal lain yang mendukung sensasi fruity dan sweet-fermented dari rokok ini. 

Sensasi rempah terkesan dominan, dengan penggunaan kayumanis, adas manis, pekak dan beberapa rempah lain. Banyak orang menduga bahwa rokok ini menggunakan margarin sangat besar, padahal kenyataan dari rokok ini hanya menggunakan hydrogenated palm oil untuk membantu dalam pembentukan sensasi margarin khas. Cengkeh yang digunakan pada rokok ini seakan sama dengan SKT Gudang Garam secara umum. Cengkeh Manado, dengan tingkat kepedasan menengah keatas seakan mampu mendukung sensasi pedas yang kentara pada rokok ini. Kurang begitu warming, meskipun rokok ini terkesan pedas di lidah. Seakan bahwa rokok ini tidak panas ataupun membuat hangat tenggorokan.

Blend rokok ini bisa dipastikan 100% Tembakau Krosok berjenis Oriental, tanpa penggunaan Virginia ataupun tembakau luar negeri lain. Beberapa tembakau yang digunakan diantaranya Madura, Paiton, Temanggung, dan Boyolali. Dengan dominan nutty kuat, sensasi 'apek' yang dihasilkan kuat, dan sensasi rasa yang sangat kuat namun tetap halus. Sangat balance dan earthy, dengan sensasi tembakau yang seimbang dan sensasi rasa tanah yang kental namun baik. Bila dikeluarkan lewat hidung, rokok ini memiliki sensasi spicy yang kuat dengan adanya sensasi menggelitik dan tajam, namun disatu sisi sangat baik berkat penambahan rhum essence dan perisa raisins. Tarikan rokok ini sangat mantap, dengan artian solid, padat secara kualitas, dan sensasi tarikan berat yang halus dan tertarik sempurna. Harshness sangat terasa, dengan sensasi menggelitik namun terkesan baik. Throat hit pada rokok ini terkesan halus namun tajam, dapat dikatakan mungkin karena nikotin pada rokok ini sekitar 2.7mg, mampu menciptakan efek tarikan yang halus namun tetap kuat.

Durasi bakar dari rokok ini sekitar 16-18 menit (saya mendapatkan angka sekitar 17 menit), dalam artian angka ini tergantung dari cara Anda menghisapnya, situasi dan kondisi ketika Anda menghisapnya. Aftertaste dari rokok ini ialah sensasi nutty halus yang bertahan lama, sensasi fermented yang terkesan khas dalam intensitas halus namun kuat, sensasi buttery dan gurih yang terkesan baik, dan sensasi kebas pada lidah yang cukup bertahan lama sehingga bisa dibilang rokok ini memang varietas terkuat dari SKT Gudang Garam secara umum. 

Namun kelemahan rokok ini terletak pada sensasi rasa yang jauh lebih tawar dibandingkan yang Anda bayangkan dari sebuah produk Gudang Garam. Sensasi hisapan pada beberapa bakaran menuju akhir, terkesan memiliki sensasi chemical dari essence yang digunakan rokok ini. Dan juga bagi Anda yang menginginkan rokok dengan sensasi halus mutlak, maka saya sangat tidak merekomendasikannya. Termasuk baik secara rasa, namun terkesan berbeda bila dibandingkan dengan SKT atau produk Kretek dari Gudang Garam manapun. Mungkin ini saya sebut sebagai sensasi rasa dan aroma klasik. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 8.75 dari 10.

KESIMPULAN

Rokok ini memang terkesan memiliki sensasi yang asing bagi Anda yang terbiasa merokok SKM dari Gudang Garam. Tidak begitu manis, cenderung tawar, kuat dengan sensasi fermented dan buttery. Anggap saja rokok ini memang bisa menjadi unggulan bagi anda kaum "Asbak" yang membutuhkan rokok murah namun dengan rasa yang baik. Kelemahan utama yang jelas pada rokok ini ialah sensasi rasa yang sangat berbeda dan sensasi tarikan tajam serta adanya beberapa sensasi chemical taste yang kentara namun tidak signifikan. Sensasi aroma ini juga lebih tajam, dan terkesan berbeda bila dibandingkan dengan Gudang Garam Merah atau Djaja (bahkan Gudang Garam Patra). Penjualan rokok ini sangat terbatas di kawasan Jabodetabek. Anggap saja dari semua warung di Jakarta Timur, hanya 5 yang menjualnya. Akan tetapi, kondisi ini berbeda dengan Jawa Tengah dan Timur. Pernah suatu saat saya menemukan rokok ini di minimarket di kawasan Jawa Tengah. Dan ini juga berlaku kepada Jawa Timur. 

Untuk nilai rata-rata dari rokok ini ialah 9.01 dari 10. Anggap saja rokok ini unggul dalam kemasan dan harga. Meskipun bagi saya rokok ini seakan baik, akan tetapi angka pada rasa ini tidak bisa dipukul rata. Bila saya merekomendasikannya untuk sehari-hari? Tentu mungkin saja. Bila tidak cocok, saya rasa tak cocok bagi Anda yang memang tidak suka dengan sensasi tawar dari Gudang Garam. Pilihan tergantung Anda, dan silahkan memilih.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Marlboro Advance 12's (Marlboro 12 Batang), SKM LTLN Pertama Dengan Rasa Khas American Blend dan Minim Cengkeh

Selamat malam,

Beberapa dari pembaca terus terang sering bertanya kenapa review yang dibuat pada dasarnya hanya bergerak pada post rokok berbau mainstream saja? Saya coba menjawab dengan alasan normatif dan mungkin seakan tidak bisa masuk diakal. Informasi terkait rokok mainstream yang beredar memang pada dasarnya terbatas karena regulasi, oleh karena itu dengan maksud yang sangat baik, maka saya sejauh ini memang memfokuskan diri kepada rokok mainstream yang sekiranya akan mencapai potensi besar untuk diberikan informasi. Meski saya tidak menutup kemungkinan banyak juga rokok non mainstream bisa saya review, akan tetapi rokok tersebut hanya bergerak pada segmentasi daerah tertentu. 

Jadi mohon maaf apabila memang terkesan subjektif dan terkesan tidak bermain pada rokok non mainstream secara mendalam. Bukan karena apa-apa, aliran informasi yang mudah dikenal akan jauh bisa menjadi bahan perbincangan bersama dibandingkan non mainstream. Intinya saya tak menutup pintu terkait rokok non mainstream, namun klarifikasi ini bisa membantu pembaca yang bertanya soal hal tersebut. Harap maklum sebesar-besarnya

Review kali ini sekiranya sudah mudah untuk ditebak dari judul. Kali ini saya coba mengulas soal Marlboro Advance 12's SKM. Sebuah produk yang saya katakan merupakan SKM dengan sensasi kental SPM dan terkesan bukanlah rokok 12 batang yang umum ditemui di pasaran. Mungkin banyak bertanya sebenarnya kenapa saya bisa berkata demikian dan ketika Anda mencoba, Anda akan bingung layaknya saya ketika mendengar info yang asing ini pada Februari lalu. Awalnya saya menganggap produk ini hanya versi terbaru dari Marlboro Mild Black yang sudah lama dihentikan penjualannya. Ketika info lain ini saya dapatkan dengan catatan kandungan cengkeh super minim, saya pada akhirnya ragu bahwa apa ini sebenarnya jenis rokok baru atau bagaimana. 

Mungkin bentuk kutipan ini sekilas merupakan pertanyaan yang mendasar:

"Kalau memang produk ini bukanlah bentuk baru dari Marlboro Mild Black, lalu sebenarnya apa yang mendasari produk ini dijual?"

"Siasat memperkenalkan Marlboro Merah yang menjadi andalan warga Dunia kepada user SKM di Indonesia?"

Pertanyaan ini secara jujur sangat aneh ketika sebuah stimulus ini pada akhirnya beredar di Grup WhatsApp Review Rokok. Stimulus ini mendasari mengapa saya bertanya sedalam itu terkait hasil entitas rasa terbaru dari Marlboro ini. Ketika mungkin saya berusaha mencari tahu sejak Februari itu di salah satu Modern Trade, mereka menjawab nihil dan terus menerus pada kondisi nihil. Sampai ada kabar bahwa Maret ini menjadi titik akhir pencarian jawaban tak berasal ini.

Salah satu kerabat mengabarkan bahwa produk ini mulai dijual pada awal bulan ini dan memang awalnya saya ragu ketika kabar baik itu akhirnya datang. Mungkin pada hari ini, 3 Maret 2021 merupakan awal dimana keraguan saya mulai terjawab. Produk ini memang awalnya hampir tidak diketahui kasir, hingga akhirnya ketika saya menyebut "Marlboro Merah Kecil (12)", mereka langsung terjaga mendadak dan mencari produk yang pada kenyataannya sudah masuk sistem. Dan pembelian akhirnya bisa dilakukan, sehingga saya bisa membeli produk ini.

Pada kenyataannya, Marlboro Advance 12 ini bukanlah produk SKM yang nyata dan tidak dalam masuk entitas varian dari SKM pada umumnya. Hasil temu rasa dan temu aneh yang didasari peningkatan cukai ini membuat saya menduga produk ini diciptakan untuk menjangkau pengguna SKM yang memang menjadi mayoritas di Indonesia, dengan penambahan satu komponen yang memang bisa membuat penggolongan pita cukai dan komunikasi produk menjadi berubah. Yakni penambahan cengkeh. Cengkeh pada produk ini memiki kadar rentang 3-5% dari seluruh bobot batang rokok ini. Angka ini bisa menurun menjadi 0% untuk beberapa kasus, karena rajangan cengkeh tidak pernah dalam wujud macro-grinding, melainkan micro-grinding dengan mesin pencacah yang diimpor dari Eropa. 

Dengan tanpa adanya saus (melainkan flavoring, konteks di Indonesia menganggap saus merupakan bumbu yang nyata khasnya dan membuat aroma menjadi berbeda) dan kandungan cengkeh sangat minim sesuai angka yang saya jabarkan di paragraf sebelumnya, Marlboro Advance lebih layak disebut sebagai SPM look-a-like, bila mengacu dengan takaran dan rasa yang sangat asing untuk SKM. Meski memang tak masuk diakal, produk ini terkesan lembut bila pengguna SKM ini mencoba, dan pengguna SPM akan jauh lebih santai untuk menghisap rokok ini, tanpa memikirkan soal harga.

Dengan status komunikasinya yang mengatakan produk ini sebagai "New Innovative Smooth Taste", Marlboro ingin memberitahu ada "perkawinan" yang prinsip pihak dominan sangat besar namun memiliki karakter rasa halus sesuai yang diinginkan baik user SPM ataupun SKM. Hasil penyilangan ini memang menjadi dominan pada satu pihak, namun penambahan cengkeh ini tidak hanya didasarkan prinsip normatif, akan tetapi substansial dalam menurunkan tingkat harshness dan throat hit. Sehingga mungkin produk ini bisa menjawab soal kelemahan SPM yang membuat orang enggan mencoba SPM atau rokok putih ini. Terlebih Marlboro memang kental dengan citra rasa tajam dan kuat, yang pada akhirnya produk dengan dugaan pengembangan diatas 3 tahun ini bisa dikeluarkan dan dijual.

Baiklah itu penjabaran terkait dengan bagaimana rokok ini bisa tercipta dan kemungkinan terbesar alasan pengembangan dari rokok ini. Mari kita review rokok ini dimulai dari harga terlebih dahulu. Untuk harga sendiri saya tadi siang membelinya dengan harga Rp. 17.500,- (cukai 2021 golongan I sebesar Rp. 20.400,-) dengan kuantitas isi 12 batang. Secara angka memang terhitung baik untuk disimak dan dicoba. Untuk harga sendiri saya beri nilai 8.2 dari 10

Kemudian kita coba lihat kemasannya dengan seksama









Kemasan rokok ini menggunakan basis warna merah, abu-abu gelap dan putih pucat. Bagian depan dan belakanng kemasan sekiranya terdapat emblem Philip Morris yang menjadi ciri khas dari Marlboro. Bagian latar dari emblem ini berupa rooftop Marlboro generasi terbaru, dengan adanya gradasi tidak begitu kental dengan warna gelap. Bahkan disatu sisi, warna gradasi itu tidak ada. Warna rooftop yang digunakan ialah merah tua, model Marlboro generasi terbaru, dan ukuran rooftop penuh layaknya Marlboro SPM di Indonesia. Bagian tulisan Marlboro menggunakan font yang mulai digunakan pada era Marlboro 2.0, dan ini mungkin masuk ke generasi 3.0 pada konteks Marlboro saat ini. Terdapat tulisan 12's, untuk menandakan produk ini merupakan Marlboro 12's, atau Marlboro isi 12 batang. Bagian bawah rooftop terdapat pattern half-triangle dengan curve yang mengarah ke bagian rooftop. Tampak sekilas memang seperti Marlboro Advance versi luar negeri, namun pada konteks sebelum 2.0 dilakukan. Pattern memiliki warna abu-abu dan efek emboss pattern yang halus namun tetap kuat. Terdapat tulisan ADVANCE dengan warna merah tua, underline berwarna merah dan layaknya cut effect, dan dibawah tertulis 12 CIGARETTES.

Bagian kanan terdapat penanda rokok ini yakni SKM, larangan jual, dan barcode yang menutupi pattern curve khas, bagian kiri tidak ada tulisan, hanya kadar tar dan nikotin sebesar 13 mg Tar dan 1.3 mg Nikotin. Bagian atas terdapat tulisan Marlboro Advance 12's dengan latar merah tua dan tulisan gabungan abu-abu dan putih, dan bagian bawah terdapat nama produsen dan kode produksi. Untuk rokok ini memang diproduksi oleh PT HM Sampoerna Tbk., dengan alasan produk ini merupakan produk dengan jenis cukai berupa SKM dan fasilitas yang tidak berjauhan dengan PMI Indonesia Karawang ini, memang memiliki spesialisasi untuk melakukan produksi rokok bercengkeh. Sekiranya sekilas produk ini juga bisa dikatakan sebagai Marlboro Flavor Mix ala Indonesia, dengan konteks rokok ini merupakan rokok Medium Flavor (bukan Medium Tar) pertama dari Marlboro di Indonesia. Kemasan sangat menjual dan unik di kelasnya, untuk kemasan saya beri nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasannya dengan seksama


Tampak jelas ada satu hal yang berbeda dengan Marlboro yang kita kenal. Untuk pertama kalinya, layanan konsumen Sampoerna yakni suara.konsumen@sampoerna.com dipasang pada lini produk Marlboro. Sebuah hal yang aneh namun selama konteksnya positif, baik pada akhirnya. Bagian inner frame terdapat satu QR Code dengan logo rooftop dan bertuliskan SCAN ME, yang saat saya coba akan mengarah ke situs pikar.id (dibutuhkan akun untuk melanjutkan penjelajahan situs, 18+ dan dibuktikan dengan upload KTP), dilanjutkan dengan adanya TASTE OF PROGRESS, yang semuanya berada pada latar pattern curve. Foil menggunakan warna abu-abu, dengan tekstur tebal dan kesan image premium yang baik.

Kemudian kita coba tarik foil-nya dengan seksama


Tampak jelas batang rokok ini terkesan memiliki pattern curve khas dengan adanya tulisan yang sangat kentara mirip dengan Marlboro SPM. Penggunaan warna dan lubang perforasi sangat jelas. Susunan batang rokok ini ialah 6 di depan dan 6 di belakang, dengan kuantitas isi sebesar 12 batang.

Kemudian kita coba tarik batang rokok-nya dengan seksama



Batang rokok ini memiliki panjang perkiraan sebesar 89mm, dengan perkiraan diameter sekitar 7.4mm atau lebih. Bagian kertas memiliki model burning area layaknya rokok Marlboro SPM secara umum, dengan adanya bagian tipping paper yang lebih pendek dibandingkan dengan Marlboro SPM secara umum. Batasan tipping paper dari rokok ini menggunakan warna merah, dengan adanya tulisan ADVANCE dan logo Rooftop khas. Layaknya Marlboro SPM secara umum, penggunaan model tulisan diatas batasan tipping paper ini sama dan tidak ada perbedaan, terutama di model tulisan dan warna. Model tipping area cenderung licin, dilengkapi pattern curve yang khas. Perforasi laser yang digunakan ialah satu baris dengan model strip, dan pada rokok ini sangat kentara memiliki fitur FIRM FILTER, filter yang padat dan empuk dan kokoh, dan dilengkapi dua lapisan tipping paper untuk membantu dalam membuat struktur filter semakin kokoh.

Untuk perbandingan jelas dengan Marlboro SPM, saya coba ambil sampel untuk varian Marlboro Gold Lights. Dikarenakan pada Gold Lights merupakan varian dengan dominan warna putih, untuk perbandingan yang kentara maka perlu untuk diccoba apakah rokok ini memang sama dengan varian SPM ataupun berbeda dengan varian SPM. Mari kita lihat


Struktur batang terkesan tidak memiliki perbedaan kentara, hanya saja untuk ukuran filter dan tipping paper pada Marlboro SPM jauh lebih panjang dibandingkan dengan varian Marlboro Advance. Perforasi memiliki model sama dan tidak ada perbedaan.

Pada struktur filter, terkesan memiliki diameter sama, dan terkesan memiliki komponen sama dengan Marlboro SPM secara umum. Kokoh, empuk namun tetap keras, dan terkesan solid.

Gambar bisa dilihat dibawah ini untuk mengetahui perbedaannya


Lain halnya dengan bagian komponen tembakau pada kedua rokok ini. Pada Marlboro Advance, tembakau yang digunakan merupakan rajangan halus yang digunakan pada rokok SKM LTLN secara umum, namun pada Marlboro SPM, terkesan homogen dan memiliki rajangan lebih rata satu sama lain. 

Gambar bisa dilihat dibawah ini untuk mengetahui perbedaannya


Kemudian kita coba rasakan rokok-nya dengan seksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan memiliki sensasi rasa tawar, kurang begitu menarik, dengan sensasi rasa khas campuran tembakau, dan terkesan halus. Namun ketika dibakar, rokok ini seakan menawarkan sensasi rasa khas yang terkesan 98% merupakan rokok putih atau SPM. Hanya berbeda pada sensasi manis yang terkesan jauh lebih kuat dibandingkan Marlboro Merah (dalam artian penanda sensasi karakter manis alami) dan sedikit penambahan rasa cengkeh namun terkesan samar (bahkan bagi banyak orang akan tidak merasakan). Sensasi manis ini sangat kentara, bahkan sangat identikal dengan Marlboro Merah, dengan penambahan utama inverted sugar dan beberapa gula kastor. Adapun sensasi kentara yang ada selain manis, ialah terkesan apek khas dari cengkeh yang ditambahkan secara minim. 

Tidak bisa dipungkiri, meski cengkeh terkesan dibawah 5% dari bobot rokok, hal ini tetap berpengaruh terkait sensasi rasa manis halus alami yang tidak pernah ditemukan pada Marlboro SPM manapun. Sensasi cocoa kurang begitu kental dibandingkan dengan sensasi ramuan tembakau, meskipun ada dan tidak terlalu dominan pada konteks rokok ini. Rasa di lidah terkesan tidak ada satupun hal yang identik dengan rokok kretek, terkecuali sensasi minyak cengkeh yang memang menjadi ciri khas dari rokok ini. Dengan catatan, sensasi minyak cengkeh ini sangat minim. Sensasi warming terkesan cukup lemah, dan efek cengkeh pada rokok ini tidak banyak bermain dalam sensasi pedas yang sangat dominan. Bisa dikatakan memang rokok ini memiliki rasa halus namun minim kesan cengkeh.

Blend dari rokok ini memang didasari oleh American Blend, dengan kandungan Tembakau Virginia,  Burley, dan penambahan Oriental berjenis Turkish. Konteks Tembakau Virginia sangat dominan, aroma halus dan manis bawaan dari kandungan gula memang nyata terasa di rokok ini. Burley mampu menciptakan kesan smoky dan menambah karakter pedas yang pada rokok ini terkesan minim. Mungkin ada jenis Burley yang berbeda, tapi sepertinya tetap memiliki kesan Premium Quality khas Marlboro. Sedang Turkish yang digunakan pada rokok ini merupakan jenis Oriental unggulan dari Marlboro. Hanya sedikit tapi memang sangat baik kesannya dalam menciptakan efek nutty khas dan solid. 

Earthy pada rokok ini baik, sangat balance secara blend. Dikeluarkan lewat hidung, terkesan memiliki aroma nutty lembut dan tidak berlebihan, dengan adanya aroma manis khas. Tarikan terkesan solid namun tetap menganut prinsip halus, dalam artian secara tarikan terkesan lebih maksimal dan mantap bila dibandingkan Marlboro Merah. Faktor cengkeh cukup membantu dalam membuat improvisasi tarikan dan rasa menjadi lebih baik dan bisa diterima bila dibandingkan Marlboro Merah atau Marlboro SPM umumnya. Harshness hampir tidak ada meski memang beberapa hisapan terkesan terasa, faktor cengkeh banyak bermain pada improvisasi pengurangan sensasi harsh yang banyak membuat orang terganggu. Throat hit hampir tidak ada, terkesan halus dan baik, dan lagi-lagi karena faktor cengkeh yang membuat rasanya menjadi lebih halus. 

Durasi bakar rokok ini sekitar 12-14 menit tergantung bagaimana cara Anda menghisapnya. Aftertaste nutty halus, sensasi manis lembut khas Virginia, sensasi rasa smoky yang cukup kental, ada sedikit sensasi minyak dari cengkeh namun dalam kadar minim, dan tidak ada sensasi buah ataupun hal lain layaknya SKM secara umum. Namun kelemahan utama yang terkesan kuat ialah, ini bukan rokok kretek murni dan ini jatuhnya merupakan rokok putih dengan kandungan cengkeh. Jangan mengharapkan sensasi manis ataupun sensasi buah, ataupun sensasi kretek yang dominan pada rokok ini. Selain itu, sensasi kuat dari tembakau bawaan rokok ini, sempat membuat saya mual meskipun ini bukan kelemahan bagi banyak orang. 

Terutama juga untuk mencari sensasi meletup khas kretek, ini hampir tidak pernah terjadi selama sesi membakar rokok ini. Hanya mungkin antara tengah atau menuju akhir bakaran sensasi ini terjadi. Ini sebenarnya menguntungkan bagi Anda yang mencari rokok kretek dengan sensasi tidak pedas dan insiden meletup hampir tidak ada. Namun, ada saja yang mencari sensasi ini. Intinya, rokok ini sangat baik secara kualitas ataupun sensasi rasa, dengan catatan Anda memang menyukai rasa SPM ataupun yang kurang senang dengan sensasi SKM secara umum. Solusi ideal untuk Anda yang membutuhkan sensasi SPM dalam harga yang rendah dan kuantitas kecil. Dan juga bagi Anda yang ingin mencoba SPM namun belum sanggup, rokok ini bisa dicoba. Untuk rasa saya memberi nilai 9.0 dari 10.

KESIMPULAN

Rasa rokok ini pada dasarnya bukanlah seperti pengguna SKM bayangkan, pada akhirnya bagi Anda yang memang membutuhkan sensasi rasa halus berbeda dan inovatif, saya sangat merekomendasikan rokok ini. Terlebih, ditengah pandemi, dengan durasi bakar terhitung jauh lebih lama dibandingkan LTLN yang saya kenal, membuat rokok ini memang layak menjadi pilihan. Kelemahan rokok ini yang jelas dan utama, ini bukan rokok kretek yang Anda kenal. Tidak manis, tidak ada rasa buah, dan setelah saya test ketika kembali ke SKM, ada rasa asing ketika saya menghisap SKM. Tapi ini bukanlah masalah bagi Anda yang haus inovasi dan membutuhkan rasa berbeda, inovasi ini seakan membuat saya jatuh cinta (Admin situs ini memang menyukai SPM juga, jadi harap maklum) dan seakan-akan ingin menjadikan rokok ini menjadi salah satu andalan yang sangat layak. 

Untuk distribusi dari rokok ini sejauh ini hanya di beberapa Indomaret. Memang di promosi berbeda menyatakan bahwa produk ini akan masuk Modern Trade terkemuka dan mainstream, namun menurut saya ini mungkin penjualan berjalan optimal pada minggu esok. Beberapa Modern Trade yang dimaksud, ialah Alfamidi, Alfamart, dan Circle K. Saya juga mendengar kabar bahwa produk ini akan dijual di warung dan toko kelontong pada beberapa wilayah terpilih, namun tidak semua konon. Pada intinya rokok ini mulai benar-benar terjual secara optimum terhitung minggu depan secara Nasional, dan produk ini bukan produk regional. Semoga info ini tidak meleset dan valid.

Kesimpulan ini bisa ditutup seperti biasa dengan rata-rata skor akhir. Overall, saya memberi nilai 8.89 dari 10. Artinya nilai ini bisa berubah tergantung bagaimana Anda cara memaknai rokok ini. Kelebihan yang terkesan kuat ialah sensasi rasa yang memang sangat identik dengan Marlboro SPM atau rokok SPM secara umum, namun kelemahan paling utama ialah rokok ini bukanlah rokok kretek yang Anda bayangkan mungkin misal manis, rasa buah, dsb. Saya sangat merekomendasikan bagi Anda yang memang membutuhkan sensasi rasa khas SPM dengan harga murah dan kuantitas kecil, serta pencari sensasi putihan yang halus dan berbeda. Bila saya merekomendasikannya? Tentu iya, dengan catatan Anda ini bukanlah loyalis utama dari satu brand SKM. Bila tidak, tidak apa juga untuk mencoba juga untuk mencoba rokok khas berbeda ini

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Chord dan Lirik

Ulasan Film

ad2

Keimanan dan Keyakinan

Olahan Makanan

Tempo Doeloe

Tips dan Trik

Explore Indonesia

Broker Kripto