Top Bisnis Online

Trading dan Investasi

ad1

Iklan Gratis

Juara Filter Teh Manis 12, SKM Full Flavor Dengan Perpaduan Rasa Filter Kretek Klasik Dan Saus Teh Manis

Selamat malam,

Beberapa kali saya dianggap sebagai seorang "pecundang" oleh banyak kalangan, namun tak sedikit juga yang menganggap saya sebagai seorang "jawara" di bidang penulisan. Banyak juga yang pasti bertanya terkait mengapa janji yang dahulu saya haturkan, namun nyatanya tidak bisa dituliskan di saat itu juga? Saya hanya bisa menjawab, saya saat ini mulai kembali mempelajari bagaimana cara berpikir yang rigid, teratur, dan bersifat universal. Tak perlu pada intinya saya menceritakan secara detail soal diri saya pada kali ini. Yang jelas, bila saya menghilang, maka saya sedang mencari serpihan keping keramik yang telah retak. Harap maklum.

Review kali ini sebenarnya merupakan review yang sudah saya janjikan sekitar satu minggu yang lalu, namun baru bisa saya tepati pada akhirnya karena bulan Agustus ini sudah mendekati masa akhir. Review produk tembakau berupa rokok yang akan saya bahas ialah Juara Filter Teh Manis 12, atau kita singkat saja sebagai Juara Filter. 

Produk ini sejatinya merupakan salah satu produk terbaru dalam kategori SKM yang diluncurkan oleh KT&G Indonesia, terhitung pada masa kuartal ketiga dari 2021 ini masuk ke pasaran (ada beberapa produk lain yang juga masuk, Table 12 Roasted Tea dan The Gold 8 diantaranya), dengan menyasar kelas menengah kebawah, yang secara target ini merupakan target terbaru dari brand yang mengatasnamakan diri sebagai brand hasil otoritas KT&G. Dan produk ini juga merupakan suksesor dari Juara Teh Manis 12 Kretek, yang sudah beredar terlebih dahulu pada tahun 2018 akhir.

Bila disimpulkan di awal, produk ini terhitung sebagai produk KT&G, bukan produk murni dari Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM), afiliasi dari KT&G.

Langsung saja kita review rokok ini dimulai dari harga terlebih dahulu. Rokok ini kebetulan merupakan hasil titipan dari salah satu saudara di kisaran Bekasi, ia membeli produk ini sekitar Rp. 14.000,- (cukai golongan IIA sebesar Rp. 20.400) untuk kuantitas isi sebesar 12 batang. Beberapa kerabat mengabarkan ia mendapatkannya dengan harga Rp. 15.000 untuk kuantitas yang sama.

Terhitung murah bagi sebuah rokok filter kelas baru, harga masuk diakal, dan terlihat logis secara harga awal yang dijual. Untuk harga rokok ini sendiri, saya memberi nilai 8.9 dari 10.

Kemudian kita coba lihat kemasan rokoknya terlebih dahulu secara seksama







Kemasan rokok ini memiliki kesan klasik khas Jawa, tampak dari warna dasar yang digunakan ialah coklat kayu, oren pekat, dan sentuhan warna rose gold dan putih. Bagian depan kemasan terdapat latar berupa sebuah bagian kayu yang sudah terkena proses pelitur coklat, terkesan pekat dengan unsur warna dari serat yang dimiliki kayu, tanpa dilengkapi elemen emboss untuk memperkuat kesan kayu yang ada. Bagian dalam unsur utama kemasan ialah adanya persegi panjang dengan lekukan lingkaran, dengan lekukan luar berwarna oren pekat, di bagian tengah terdapat outline tipis berwarna perak yang terkesan holographic, dan bagian dalam berwarna oren pekat. Tampak dasar dari kemasan rokok ini banyak mewarisi pendahulunya, Juara Teh Manis 12, dengan style yang terkesan lebih klasik. 

Bagian tengah atas kemasan (dibawah PHW), terdapat logo JUARA dengan warna dasar rose gold yang dilengkapi inner emboss holographic. Logo JUARA ini tak berbeda dengan pendahulunya, merupakan representasi dari selendang pemenang kejuaraan, bagian tengah dalam teridentifikasi sebagai motif batik Jawa secara umum, dipotong dengan siluet dari selendang, dan ditutup dengan selendang akhir bertuliskan "JUARA", dengan font serif yang cenderung lebih pekat. Di bagian bawah tertulis -FILTER-, dengan font yang memiliki kesan "crafted", warna dasar rose gold, dengan model outer emboss. Di bagian bawah tertulis TEH MANIS 12, dan SKM sebagai penanda cukai.

Bagian belakang sepertinya merupakan bagian yang tak asing, untuk yang biasa merokok Juara Teh Manis 12. Adanya tulisan JUARA dan FILTER dalam warna rose gold, diikuti dengan latar seorang petani Tembakau Krosok yang merasa bangga dan menjadikan Tembakau Krosok yang ditanam menjadi bahan racikan dari Juara, dan juga latar lahan kebun Tembakau yang rindang nan kaya, seakan menambah kesan klasik yang ingin dijual oleh rokok ini secara keseluruhan, dan seakan meyakinkan pembeli rokok ini bangga menjadikan dirinya "Juara" dengan merokok hasil olahan Tembakau yang memiliki grade "Juara". Di bagian bawah tertulis KRETEK FILTER CIGARETTES, dan 12 SKM. 

Bagian kanan terdapat penulisan SKM yang terkesan sama dengan produk dari Esse lini SKM, bagian tengah merupakan kuantitas, dan bagian lingkaran terdapat tulisan SIGARET KRETEK SKM. Hal yang unik pada produk ini ialah terdapat tulisan "MADE UNDER AUTHORITY OF KT&G, KOREA", yang sebenarnya agak berbeda jauh dengan produk Juara Teh Manis 12. Mungkin menandakan ada campur tangan dari Korea, terutama soal flavoring Jasmine Tea yang digunakan oleh rokok ini. Bagian kiri terdapat tulisan KT&G, logo JUARA FILTER, dan kadar tar serta nikotin yang sekilas, menyerupai SKM buatan Gudang Garam. Bagian atas terdapat logo JUARA FILTER, dan dibagian bawah terdapat nama produsen yakni PT Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM). 

Sekilas, kemasan rokok ini memiliki banyak perubahan bila dibandingkan dengan Juara Teh Manis versi SKT. Terkesan klasik, lebih menjiwai dari unsur "Jawara untuk Juara", dan terkesan disajikan dengan sepenuh hati dan penuh kehati-hatian.

Untuk kemasan rokok ini, saya beri nilai 9 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya, dan kemasannya secara seksama


Bagian inner hinge lid terdapat satu penanda khusus, TEH MANIS 12 SKM. Mungkin untuk mempertegas bahwa produk ini berbeda dengan Juara Teh Manis 12 SKT. Bagian inner frame menggunakan warna oren pekat, kesan licin dan tidak ada yang bisa dibahas. Bagian foil dari rokok ini, menggunakan foil berwarna emas yang sering ditemui pada kategori rokok SKM di Indonesia. Cukup tergambar aroma teh melati ketika membuka bagian kemasan rokok ini.

Kemudian kita coba tarik bagian foil rokok ini secara seksama


Bagian dalam terkesan memiliki bagian batang dengan bercak cork yang seakan merujuk ke model yang digunakan oleh Gudang Garam Surya. Tampak halus, itu mungkin perbedaan terjelasnya. Secara kuantitas, rokok ini memiliki isi 12 batang, susunan 6 di depan dan 6 di belakang.

Kemudian kita coba tarik batang rokok ini secara seksama


Rokok ini sekilas dapat dianggap sebagai rokok SKM Full Flavor aliran Mainstream, diameter 7.8mm dengan panjang 89mm atau lebih. Bagian bakaran tampak menggunakan model kertas yang sering digunakan pada model SKM, dan penanda bahwa rokok ini menurunkan value dari Juara SKT ialah pada bagian batasan tipping paper-nya. Batasan tipping paper ini sangat banyak terinspirasi dari Juara SKT, dengan warna dan model penempatan logo, dan pemisah yang sama. Jangan terkecoh pada akhirnya, karena pada kasus Juara Filter ini, bagian Juara merupakan bagian dari tipping paper. 

Terdapat lanjutan dari bagian Juara ialah, bagian cork khas Indonesia yang terkesan klasik namun lebih halus. Mungkin rokok ini banyak mengambil acuan dari Pensil Mas, produk TSPM yang secara kiblat sangat dekat ke Gudang Garam. Tekstur tipping paper terkesan halus, seakan beradaptasi dengan emblem Juara yang ada pada bagian tersebut.

Kemudian, mari kita coba rasakan rokok ini secara seksama


Ketika sebelum dihisap, ada satu fusion menarik yang saya temukan ketika saya mencoba bagian tipping paper-nya. Fusion antara teh yang mengarah ke jenis sencha (teh hijau) melati, efek rasa syrupy kental dari maple syrup, note fruity yang ada seakan mengarah ke satu aliran yang nanti saya coba jelaskan setelah membakarnya. Namun ketika dibakar, rokok ini justru sangat kental dengan elemen buttery spicy, dengan tambahan rum raisin, dominan antara raspberry, nangka, dan kelengkeng serta leci, dan spicy halus yang terkesan menguat di beberapa hisapan. Pada dasarnya, elemen yang sudah saya sebutkan ini sangat mengarah ke satu kesimpulan dasar, dengan beberapa note hisapan yang justru jauh berbeda dengan Juara Teh Manis SKT. 

Note utama yang ditawarkan ialah sensasi syrupy pekat khas dari Maple Syrup, terkesan sangat kental dengan adanya bantuan fructose dari bagian tipping paper. Selanjutnya elemen raisins dan rum, efek fermented yang khas kering namun terkesan mengarah ke filter generasi klasik, dilengkapi dengan palm butter yang terkesan sangat kuat sehingga mungkin ini mengarah ke sensasi mentega. Elemen fruity yang ditawarkan mengarah kepada raspberry klasik dengan sentuhan nangka, kelengkeng, dan leci, yang malah pada akhhinya mengarah ke satu hal: Pensil Mas. 

Asumsi bahwa rokok ini menjual teh manis (Jasmine Sencha Tea), pada akhirnya hanya mengarah ke aroma tambahan. Tidak begitu kuat sensasi teh dari rokok ini, meskipun ada note sencha yang terkesan jelas mirip dengan Teh Melati. Namun terkesan tipis, bahkan di beberapa hisapan hanya sebagai pelengkap, bukan nilai jual utama. Sensasi spicy terkesan kental akan kayumanis, pekak, kapulaga, dan adas manis. Halus, namun ada beberapa hisapan yang memiliki hentakan spicy kuat dan malah dominan, bila dibandingkan aura teh manis yang ingin dibangun oleh rokok ini. Tidak begitu warming, dan efek spicynya seakan bertahan halus.

Tembakau yang digunakan sangat kental dengan krosok, mungkin ada sedikit penambahan Virginia, namun menurut saya ini hanya pelengkap untuk memperkuat rasa teh manis dari rokok ini. Terhitung krosok yang digunakan berjenis Oriental, kental dengan unsur beberapa jenis krosok diantaranya Madura, Paiton, Kesturi, dan Temanggung. Note oriental ini terkesan memiliki nutty yang terpendam, tidak kuat namun bertahan lama. Bila dikaji secara blend, terkesan balance dan sangat earthy, kuat dengan elemen unsur hara pada penanaman tembakau itu sendiri. 

Bila dikeluarkan dari hidung, ada note teh manis yang cukup kental nan legit, namun disatu sisi kuat dengan unsur aromatik nutty khas. Tarikan terkesan halus, tidak begitu solid namun cukup bulat bila dilihat dari esensi tembakau yang ditawarkan. Harshness terkesan minim, namun kuat ketika proses exhale berlangsung, tipis dan sedikit mengganggu pada akhirnya. Throat hit terkesan halus, meninggalkan hanya sedikit rasa tak nyaman, dan cenderung tak menusuk. 

Durasi bakar dari rokok ini sekitar 13-15 menit, tergantung bagaimana cara Anda menghisap rokok ini, situasi dan kondisi ketika Anda menghisapnya, dan bagaimana lingkungan ketika Anda sedang merokok. Aftertaste utama yang terkesan kental ialah sensasi Teh Manis yang seakan pekat dengan unsur fructose atau gula cair (mungkin ini efek pertemuan dari Maple Syrup yang legit), elemen nutty halus smoky khas Oriental, elemen fermented dari rum and raisins, dan sekelumit tambahan melati yang terkesan kuat di akhir. 

Kelemahan utama dari rokok ini ialah, secara mendasar rokok ini hanya menjual aroma di bagian tipping paper, bukan dari blend secara keseluruhan. Bagian batasan tipping paper pada akhir bakaran juga memanas, dan terkesan kurang begitu nyaman. Meski filter rokok ini didesain cukup tangguh pada akhirnya. Selain itu, elemen pahit yang terkesan dari Krosok bawaan juga kental, mungkin elemen Krosok ini dipaksakan untuk bisa masuk ke elemen Teh Manis khas Juara. 

Meskipun begitu, pada akhirnya saya mengungkapkan ketakjuban terkait dengan elemen Pensil Mas yang terkesan buruk, banyak diperbaiki dengan adanya Juara Filter ini. Saya lebih baik menyebutnya sebagai "Fusion Taste", perpaduan Teh Manis Melati (Jasmine Sencha Tea) dengan rokok filter (Full Flavor) mainstream khas Indonesia.

Untuk rasa sendiri saya beri nilai 8.9 dari 10

KESIMPULAN

Rokok ini pada akhirnya kurang layak disebut sebagai Juara Filter Teh Manis, malah pada akhirnya rokok ini merupakan Pensil Mas dengan sensasi Teh Manis. Blend bawaan yang saya temukan dahulu di Juara SKT hampir seakan berbeda jauh dengan rokok yang kali ini saya review. Baik dari harga dan kemasan, serta rasa pada akhirnya memiliki kesimpulan akhir, bahwa ini hanyalah sebuah sekuel dari jenis mobil lama yang mengalami rejuvenasi sesuai dengan permintaan. Meskipun begitu, kombinasi unik ini membuat saya terpikir bahwa, bila Gudang Garam Surya memiliki improvisasi rasa, bisa jadi mengarah layaknya Juara Filter ini. Kelemahan secara umum ialah rasa yang berbeda dengan versi SKT (hanya cenderung ke aroma), sensasi panas di akhir bakaran, dan adanya rasa pahit sekilas khas rokok SKM Full Flavor.

Untuk distribusi sendiri agak menyebar, masih berfokus konon pada kawasan Jawa Barat (karena di daerah lain bersamaan dijual Table 12 yang saya akan review selanjutnya), dan pada akhirnya rokok ini terkesan sulit untuk ditemui. Saya mendapatkan rokok ini dari saudara, dan dia tak bisa menjawab secara detail warung mana yang ia kunjungi saat itu, dan posisi konon Bekasi sudah banyak. Penyebarannya agak kurang jelas, dan hanya bisa ditemukan di warung dan toko kelontong. Mungkin dampak pandemi banyak berpengaruh soal persebaran produk baru dari KT&G keseluruhan.

Nilai keseluruhan rokok ini ialah 8.96 dari 10. Keunggulan ada di kemasan dan rasa unik yang kalau boleh jujur, hanya cat dari sebuah rumah tua. Perpaduan unik, namun tidak semua orang cocok. Jangan juga berharap terlalu banyak terkait rokok ini memiliki kesamaan rasa dengan Juara SKT. Rokok ini cenderung mengarah ke Full Flavor Mainstream. 

Review ini pada akhirnya bersifat relatif, pilihan tergantung Anda sendiri akan mencoba atau tidak.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Sukun Executive Isi 12 Batang, SKM Full Flavor Flagship Dari PR Sukun Dengan Sensasi Rasa Crossover Pabrik Terkemuka

Selamat malam,

Terhitung satu bulan lebih mungkin saya tidak menuliskan postingan di blog tercinta ini. Mungkin banyak pergumulan yang saya lalui sehingga baru bisa menulis, yang menurut saya pergumulan ini tentunya sangat menyiksa baik lahir maupun batin. Terhitung hari ini juga, ada kemungkinan marathon review akan dilakukan di tiap harinya. Jadi jangan kaget pada beberapa pekan akhir Agustus ini akan banyak tulisan yang tentunya bisa menjadi referensi Anda dalam memilih produk rokok tembakau di Indonesia. Harap maklum.

Review kali ini ialah review yang sebenarnya dinantikan oleh banyak kalangan, terutama kalangan non Jabodetabek yang terlihat sangat antusias terkait rokok ini. Sukun Executive, atau lazim disebut sebagai Sukun Putih, merupakan produk yang memiliki banyak fanatik pada wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Rokok ini seperti judul dari post ini, merupakan rokok dengan satu hal unik, yakni sensasi crossover antara aliran Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk ini akan saya bahas pada pembahasan rasa mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Tanpa panjang lebar dan demi efisensi waktu penulis, langsung saya mulai review rokok ini dari harganya terlebih dahulu. Untuk rokok ini saya dapatkan dengan harga Rp. 12.000,- (banyak kerabat mengatakan harga asli rokok ini ialah Rp. 15.000,-, cukai 2021 golongan IIA sebesar Rp. 15.325), dengan kuantitas isi sesuai judul, yakni 12 batang. Rokok ini saya dapatkan di sebuah warung di Kecamatan Pulogadung, Jakarta sebagai info saja. Mungkin harga ini saya anggap sebagai harga perkenalan di DKI Jakarta yang memang termasuk area wilayah PR Sukun terbaru di Indonesia. 

Untuk harga sendiri, saya anggap terhitung murah, saya beri nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba review kemasan rokok ini dengan seksama







Kemasan rokok ini terlihat sangat simpel, dan tidak terlalu bermain dengan banyak warna. Hanya menggunakan warna merah, biru tua, dan sedikit unsur hitam. Bagian depan dan belakang kemasan terdapat tulisan SUKUN dengan model Serif dengan unsur melebar. Bagian tulisan SUKUN menggunakan warna merah, dengan outline berwarna hitam, dan dilengkapi dengan emboss halus untuk memperkuat kesan tulisan. Bagian bawah terdapat tulisan Executive, font handwritten dengan unsur klasik berwarna merah. Bagian bawah terdapat sebuah objek dari gabungan dua jajar genjang vertikal berwarna biru tua dan merah tua. Kedua jajar genjang tersebut membentuk satu emblem yang menyatakan bahwa rokok ini merupakan rokok dengan ciri khas modern. Di bagian bawah terdapat tulisan 12 SKM, penanda cukai dari rokok ini ialah SKM. 

Bagian kanan atas terdapat logo penanda buatan PR Sukun, Terdapat lingkaran bertuliskan BUATAN ASLI INDONESIA, dengan di bagian tengahnya logp PR Sukun, yakni buah Sukun dengan adanya segitiga terbalik di bagian bawahnya. Terdapat larangan jual, logo Sukun Executive dengan adanya garis merah tua di atas dan biru tua di bagian bawah, dan barcode. Bagian kiri kemasan terdapat anjuran dari Kemenkes yang termasuk jarang digunakan, yakni Tidak ada batasan aman dan mengandung lebih dari 4000 zat berbahaya. Bagian bawahnya terdapat logo Sukun Executive kembali. Dan di bagian kiri akhir terdapat kadar tar serta nikotin, yakni 29mg Tar dan 1.6mg Nikotin. Bagian atas terdapat logo Sukun Executive, dan bagian bawah terdapat nama produsen rokok ini yakni PR Sukun.

Kode produksi rokok ini saya dapatkan dengan angka 280757, ada kemungkinan rokok ini saya dapatkan dalam produksi 28 Mei (280(7)5(7)) atau 28 Juli, sesuai urutan. Hanya pihak PR Sukun saja yang menurut saya bisa menerjemahkannya lebih tepat. 

Untuk kemasan terlihat simpel, dan sayangnya terkesan seperti rokok kelas murah. Namun tetap, ada hal yang unik, jadi saya beri nilai 8.3 dari 10

Baiklah kita buka plastiknya dan kemasannya secara seksama


Inner hinge lid pada rokok ini terdapat logo "Buang Sampah Pada Tempatnya" dalam bentuk simbol. Bagian inner frame menggunakan warna silver, berikut foil pada rokok ini menggunakan warna silver juga. Motif foil terkesan menggunakan pattern dot regular, layaknya rokok SKM Golongan IIA secara umum.

Kemudian kita coba tarik bagian foil rokok ini


Bagian dalam terkesan cukup menarik. Batang berwarna putih, layaknya rokok LTLN yang mencerminkan modernitas. Susunan batang ialah 6 di depan dan 6 di belakang, dengan kuantitas isi 12 batang.

Mari kita coba kaji bagian batang rokok ini dengan seksama


Karena ada kesalahan pada pencahayaan, untuk pertama-tama saya meminta maaf apabila batang rokok terkesan biru. Batang rokok ini memiliki diameter 7.8mm dengan panjang 89mm atau lebih. Bagian burning area terdapat tulisan SUKUN EXECUTIVE, dengan pemodelan tulisan mirip seperti pada kasus Djarum Super. Bagian batang terdapat batasan bakaran berwarna silver dengan garis merah di bagian tengah. Terkesan mirip dengan Wismilak Diplomat Hitam, bahkan saya menyangka di awal ini memang merupakan rokok yang terinspirasi dari Wismilak Diplomat. Bagian filter terkesan cukup firm, meskipun bila dipegang agak terasa sedikit keras.

Kemudian kita coba rasakan rokok ini secara seksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan mengeluarkan sekelompok fruity note yang mengarah ke satu pabrik rokok lama, Wismilak. Dengan tambahan note licorice yang cukup kental dan kesan yang ditawarkan tidak selegit Wismilak (acuan Wismilak Diplomat. Namun ketika dibakar, rokok ini seakan mengeluarkan sensasi spicy yang sangat kuat, kesan aromatik yang sangat besar, namun dengan elemen fruity yang terkesan kering namun memiliki citarasa yang legit. Dan sebagai tambahan, terdapat unsur essential oil yang biasa digunakan pada produk Djarum. Note utama rokok ini terletak pada unsur blueberry, nangka, ceri, dan nanas. Tambahan lain ialah leci dan sedikit cempedak. 

Blueberry yang ditawarkan termasuk manis dari segi aroma, tapi seakan aroma ini terkesan tidak begitu lengket, terkesan memiliki asam segar namun tidak begitu intens. Nangka mendominasi pada tiap hisapan yang membuat rokok ini memiliki style yang bisa menggambarkan bahwa rokok ini merupakan rokok kretek sejati, manis dengan unsur kematangan yang pekat. Ceri dan nanas sepertinya digunakan untuk membentuk citarasa sesuai acuan rokok ini, yakni Wismilak Diplomat. Masih didominasi oleh segi nanas, ceri yang ditawarkan sangat tipis, namun asam pada rokok ini sangat kental pada nanas.

Tambahan lain ialah leci dan cempedak dimaksudkan untuk menciptakan kesan rasa kretek yang lebih nyata, dan tidak asal saus saja. Sensasi ini didukung dengan adanya unsur peppermint oil dan rosemary oil, kesan oily yang biasa ditemui pada produk Djarum. Dan licorice dimaksudkan untuk menciptakan karakter manis khas kretek yang melegenda khas Indonesia. Sensasi spicy pada rokok ini terkesan sangat kuat, bahkan bisa saya bilang sangat pepperish. Bisa dikatakan unsur kayumanis, pekak, kapulaga, dan adas manis sangat tergambar pada rokok ini, dengan adanya cengkeh yang menurut saya ranum pada posisi optimum. Terkesan kuat, intens, di beberapa awal hisapan hampir membuat lidah mati rasa, namun terkesan baik. Sensasi warming terkesan halus, meskipun spicy pada rokok ini sangat intens, jatuhnya spicy pada rokok ini hanya menang di hentakan, bukan durasi intensitas.

Blend pada rokok ini keseluruhan memiliki karakter Oriental Krosok yang halus, dengan sedikit kemungkinan ada penambahan Tembakau Virginia untuk memperhalus rasa sehingga Kadar Tar bisa menurun. Aroma Tembakau yang dihasilkan termasuk kuat, kaya akan rasa, dengan unsur spicy alamiah yang kuat dan terkesan baik. Tembakau Virginia mungkin saja digunakan, dalam hal membentuk karakter rokok modern yang dinamis namun kaya rasa dengan adanya sensasi gula alamiah. 

Krosok yang digunakan sangat kental dengan unsur Tembakau Madura, Temanggung, Boyolali, Paiton, dan saya mendeteksi penggunaan Tembakau Srintil pada rokok ini, sehingga mungkin di awal saya menyangka pedas dan sensasi aroma yang kuat ini hanya dari saus saja. Terkesan balance secara blend, earthy secara aroma dan rasa, terkesan tembakau yang digunakan berasal dari panen terbaik. Penambahan Srintil saya rasa meski hanya dibawah 5%, sangat menolong untuk segi sensasi strong nan spicy khas dari Sukun itu sendiri. 

Bila dikeluarkan lewat hidung, rokok ini terkesan memiliki aroma fruity kuat, aroma kental licorice, dan nutty yang terkesan halus. Tarikan terkesan kuat, namun memiliki karakter yang cenderung lebih mild, solid secara hisapan namun mudah untuk diuraikan. Harshness terkesan kental, ada karakter asap yang menggelitik dan terkesan membuat tenggorokan serak. Throat hit terkesan halus, meskipun intensitas spicy yang ditawarkan termasuk kuat, akan tetapi rokok ini menawarkan sensasi menusuk yang terkesan halus dan tanpa rasa menyiksa sekalipun.

Durasi bakar rokok ini sekitar 17-18 menit, dan kembali lagi saya katakan bahwa durasi ini tergantung bagaimana cara Anda menghisapnya, bagaimana situasi dan kondisi ketika menghisap, dan lingkungan ketika sedang merokok. Aftertaste yang ditawarkan termasuk berkelas, unsur sedikit blueberry yang halus, kental dengan unsur nanas dan ceri, ada satu hal masam dari leci yang berkesan baik, sensasi manis khas licorice yang sedikit salty dan intens, sensasi nutty halus yang terkesan baik beserta efek smoky halus, dan efek lidah yang terkesan sedikit mati rasa ketika menghisap rokok ini. 

Kelemahan rokok ini sebenarnya simpel, di tiap batang rokok kadang menawarkan sensasi intensitas yang berbeda, dan juga ketika mendekati batasan tipping paper, rokok ini seakan panas di jari ketika merokok, dan ada sedikit sensasi panas yang cukup terasa sebagai efek filter yang firm namun tidak solid setelah dimulai hisapan hingga pada akhir bakaran. Anggap saja karena memang rokok ini terhitung sebagai rokok yang terjangkau, kelemahan ini terkesan umum namun terkesan lebih baik bila dibandingkan dengan rokok lain yang memiliki harga serupa.

Fusion dari Djarum dan Wismilak pada akhirnya membuat saya berpikir ulang bahwa rokok dengan merek yang kurang terkenal di daerahnya, ternyata memiliki citarasa dan karakteristik unik dan berbeda dibandingkan merek yang sudah mempunyai nama di daerahnya. Sensasi oily nan spicy beserta penambahan Srintil merupakan citarasa yang memang menjadi ciri khas dari Djarum, sedang sensasi fruity berkelas yang tidak menggunakan Raspberry (melainkan Blueberry) merupakan unsur utama dari beberapa produk utama Wismilak. Anggap saja rokok ini berhasil menjadi crossover dari dua pabrik tua yang berada di wilayah berbeda, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur. Termasuk menarik dari segi rasa dan karakter, dan terus terang saya termasuk nyaman meski sensasi pedasnya terhitung melebihi batas rokok sejenis.

Untuk rasa saya beri nilai 8.95 dari 10.

KESIMPULAN

Rokok ini seakan merupakan produk andalan utama Sukun yang umumnya dikonsumsi, dan dengan melihat aspek harga dan rasa crossover dari dua pabrikan utama tua, membuat citarasa rokok ini seakan belajar dari kedua aspek yang dimiliki oleh pabrik tua tersebut. Djarum dengan srintil dan oily khas, sedang Wismilak pada note fruity yang tak lazim di kelasnya. Hanya saja, kelemahan cenderung pada bakaran yang tidak begitu baik menuju batasan tipping paper, cenderung panas dan terkesan kurang baik di jari. Meski saya anggap kelemahan ini memang sudah lazim pada rokok di kelasnya tersebut.

Untuk distribusi, sebenarnya selain wilayah Jabodetabek dan beberapa wilayah Banten dan Jawa Barat, rokok ini terhitung sangat mudah untuk ditemukan. Banyak pembeli rokok sudah berlangganan untuk memilih produk ini di warung atau toko kelontong, dan banyak kasus rokok ini sudah masuk taraf rokok eceran setempat. Namun seperti halnya Jabodetabek, rokok ini termasuk sulit ditemukan, mengingat PR Sukun terhitung baru masuk di DKI Jakarta sekitar satu tahun lalu, dengan jumlah wilayah distribusi di DKI Jakarta yang masih terbatas. Anggap dari 5 Kecamatan, rokok Sukun ini hanya baru masuk di 2 atau 3 wilayah Kecamatan saja. Mungkin seiring waktu, produk PR Sukun pada akhirnya bisa dikenal banyak oleh masyarakat DKI Jakarta yang berpegang teguh pada produk Gudang Garam dan Sampoerna.

Nilai overall yang didapatkan pada rokok ini ialah 8.91 dari 10. Rokok ini jelas pada citarasa dan kemasannya terhitung unggul dan termasuk khas, bahkan bisa menjadi substitusi Wismilak Diplomat yang saat ini menyentuh Rp. 20.000 per bungkus. Namun kembali lagi, kemasan rokok ini terkesan murah dan kurang menjual, sehingga angka overall 9 belum bisa tercapat.

Bila saya merekomendasikannya? Tentu jelas, karena citarasa ini memang agak termasuk langka untuk pasaran rokok SKM Mainstream di Indonesia, dengan catatan Anda bukan perokok LTLN ataupun perokok yang secara umum mengarah ke aliran Kediri (re: Gudang Garam). Dan satu hal, bila Anda merupakan pengeksplor rasa, menurut saya rokok ini layak dicoba, dengan catatan Anda sudah terbiasa dengan rokok kelas II. 

Rekomendasi ini tergantung Anda, karena Anda yang memutuskan, bukan saya sebagai penulis.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Chord dan Lirik

Ulasan Film

ad2

Keimanan dan Keyakinan

Olahan Makanan

Tempo Doeloe

Tips dan Trik

Explore Indonesia

Broker Kripto