Top Bisnis Online

Trading dan Investasi

ad1

Iklan Gratis

Dji Sam Soe Elite, SKT Pertama Di Indonesia Dengan Teknologi Tobacco Shield Plug Untuk Hisapan Bebas Serpihan Tembakau

Selamat dini hari,

Sekitar sehari yang lalu, saya sudah menuliskan dua review sekaligus dan pada kesempatan kali ini juga pada akhirnya bisa menulis kembali. Kondisi badan yang kembali kurang begitu baik, dari segi fisik dan mental ini akhirnya, membuat saya mengambil jeda dan tidak bisa melakukan marathon review dalam waktu berdekatan. Sementara ini juga, kondisi pemikiran saya juga ikut terdampak banyak atas beberapa kesibukan saya, selain menulis di blog tercinta ini. Harap maklum, apabila saya mungkin kedepan bisa menghilang dalam waktu lama.

Review kali ini sebenarnya merupakan review yang terkesan eksklusif bagi beberapa kalangan. Produk yang digembor-gemborkan sebagai portofolio kuartal kedua HM Sampoerna ini, pada akhirnya saya bisa dapatkan. Bila cerita lebih jauh bagaimana saya mendapatnya, ini sebenarnya ada kaitan dengan teman saya yang sekitar tengah September lalu memiliki urusan mendadak ke kampung halamannya, Pematang Siantar. 

Sementara itu juga, saya teringat bahwa distribusi Dji Sam Soe Elite konon kabarnya sudah berjalan sejak Agustus lalu. Kemudian saya mencoba menghubungi teman saya tersebut, dan kebetulan ada sekitar dua toko kelontong di dekatnya menjual 234 Elite yang semakin yakin bahwa produk tersebut sudah terdistribusi, meski hanya sekitar 2 atau 3 produk di tiap toko itu. Dan kebetulan tidak semua toko menjual, menurutnya.

Itu sekelumit cerita singkat mengapa saya bisa mendapatkan produk ini secara seksama, meski setelah saya hitung-hitung lagi ia menawarkan ke saya dengan harga titipan (bukan harga retail yang sudah ditetapkan), posisi teman saya tersebut sudah sampai ke Jakarta. Anggap saja sekaligus menolong teman, karena kebetulan juga ia teman dekat saat di kampus dahulu.

Cerita singkat namun sebenarnya tak menceritakan substansi produk tersebut, hanya sedikit menyatakan bahwa produk Dji Sam Soe Elite ini memang terbatas di wilayah Pematang Siantar dan sekitarnya (teman saya tak tahu pasti di daerah lain setelahnya, di daerah Medan dia mengatakan produk ini tak masuk). Dan jujur, setelah kepastian yang diceritakan teman saya ini, semakin membuat saya bertanya sekaligus menjawab rasa penasaran selama lebih dari 6 bulan terakhir

Info terkait Dji Sam Soe Elite secara non spesifik sudah saya dapatkan mungkin dalam waktu sekitar 7 bulan, namun secara spesifik baru bisa nyatakan info yang bersifat kabar burung oleh seseorang yang saya tak sengaja tangkap pembicaraannya di kedai kopi layaknya berikut (meskipun dalam twit ini kabarnya juga masih simpang siur):



Kepastian terkait produk ini pada akhirnya baru terjawab sekitar  bulan Juli 2021 lalu (jaraknya sekitar 3 bulan dari info simpang siur tersebut), info yang baru sebatas menggambarkan wilayah distribusi utama dan nama fitur dari produk ini. Twit tersebut bisa disimak dibawah:



Secara spesifik, saya hampir menyangka produk ini tak diluncurkan karena sebab teknis. Namun entah kabar dari pemaparan HM Sampoerna pada kisaran September kemarin semakin menguatkan asumsi saya bahwa produk ini ternyata benar ada, terlebih setelah dicek di lapangan pada tengah September itu memang sudah tersedia. 

Sempat kecolongan, namun pada akhirnya saya berani mengatakan bahwa produk 234 Elite ini memang benar dan nyata diproduksi.

Setelah saya teliti ulang terkait inovasi yang ditawarkan produk ini, pada akhirnya produk ini sebenarnya mengerucut ke satu embrio produk lama yang gagal karena salah positioning launch (Sukabumi dan sekitarnya):

Dji Sam Soe (234) Plus, Teknologi Rolled Tobacco Plug, menghisap tanpa gangguan serpihan tembakau. Produk yang konon menjadi portofolio masa depan Sampoerna, diluncurkan tahun 2012

Bila kita kaji lebih jauh (meski saya tak memiliki asumsi jelas karena kurangnya informasi), kemungkinan besar kegagalan Dji Sam Soe Plus ini tak lebih karena penapis yang juga menggunakan bahan tembakau (meski saya menduga sudah dalam bentuk reconstituted tobacco paper plug, semacam filter yang dibuat dari lembaran tembakau kering yang sudah diproses mirip kertas) . Atau juga, sensasi yang dihasilkan membuat tak nyaman user yang membeli produk tersebut, sehingga gagal pada akhirnya.

HM Sampoerna pada akhirnya belajar banyak terkait kegagalan 234 Plus tersebut. Saya menduga karena rolled tobacco plug tersebut berdampak banyak pada rasa akhir dari rokok tersebut. 

Dan karena keingintahuan atas SKT dengan filter mekanis ini apa masih bisa dijual atau tidak, dugaan saya terkait Tobacco Shield (TM) yang digunakan ini pada akhirnya hanya terbuat dari kertas selulosa yang juga sering digunakan pada plug wrap (kertas plug sebelum lapisan tipping filter pada sigaret mesin), dan filter mekanis non asetat ini pada akhirnya bisa diterapkan pada 234 Elite ini. Meski terlihat nanti pada bagian plug shield tersebut, terkesan dibuat manual.

Percobaan sementara di Pematang Siantar, juga ada kaitan dengan karakteristik penduduk yang menyukai tarikan berat, dan SPM atau Kretek Lokal (secara umum buatan STTC) ini menjadi raja di kawasan tersebut. Teman saya disana sampai membeli Union Soft Pack untuk dirinya sendiri, karena memang persebaran produk STTC disana sangat besar dan menjadi tuan rumah.

Fitur utama yang dijual pada produk ini ialah Tobacco Shield (TM), selanjutnya saya sebut sebagai Tobacco Shield Paper Plug. Inovasi ini memungkinkan perokok SKT menikmati hisapan khas Kretek Tangan, namun tak terganggu dengan serpihan atau daun rajangan Tembakau yang membuat ketidaknyamanan, atau membuat lidah terasa sepat ketika menghisap SKT. 

Baiklah, setelah membuat penjelasan yang sebenarnya panjang, mari kita mulai review rokok ini terlebih dahulu dari harganya. Harga rokok ini memiliki harga jual Rp. 17.500,- (cukai SKT 2021 sebesar Rp. 17.550 per 12 batang). Asumsi harga jual ini memiliki nilai yang sama dengan Dji Sam Soe Kuning (Selanjutnya kita sebut sebagai Dji Sam Soe Original Premium), karena core utama blend ini ialah Dji Sam Soe Kuning. 

Untuk harga sekilas memang terhitung mahal bagi sebuah SKT, layaknya Dji Sam Soe yang secara harga memang terhitung mahal, dengan kualitas racikan bermutu tinggi, dan sesuai dengan harga. Untuk harga saya asumsikan memiliki nilai 8.3 dari 10.

(Keterangan tambahan: Saat saya mendapatnya dari teman saya, dia memberi harga 20.000 terkait produk ini. Meskipun setelah saya kroscek, ternyata hitungannya ialah uang transport teman saya tersebut ketika perjalanan dari Medan ke Pematang Siantar.)

Kemudian mari kita coba review kemasan rokok ini secara seksama







Kemasan rokok ini secara umum menggunakan sistem hard-pack, dengan warna dasar dark grey mengarah ke hitam, emas muda, dan putih. Bagian depan dapat dimulai dari pola pattern utama kemasan rokok ini. Garis garis yang ada pada pattern (ada kemungkinan tak terlihat di gambar), membentuk bintang iconic sebanyak sembilan sudut, bintang yang bisa ditemukan pada logo Dji Sam Soe (234) itu sendiri. Garis pattern ini meggunakan outline dark grey dalam latar hitam, sehingga warna dasar ini ialah dark grey mengarah ke hitam. 

Bagian kiri atas terdapat logo 234 generasi baru, dengan 9 bintang, tulisan 234, dan garis sabit yang khas. Logo 234 ini menggunakan efek emboss halus, cenderung ke bagian belakang, dengan efek glossy khas. Di bagian bawah terdapat tulisan dengan posisi horizontal hadap kiri, namun dengan penempatan vertikal. Tulisannya ialah DJI SAM SOE dan ELITE dengan spacing cukup jauh satu sama lain. Dilengkapi emboss halus, model mirip logo 234. Bagian kanan bawah terdapat tulisan "WITH TOBACCO SHIELD (TM), dan logo shield yang menunjukan shield yang ditawarkan mampu menawarkan flow yang baik, dengan adanya dua garis di atas dan bawahnya. Di bawahnya, tertulis 12 SIGARET KRETEK. 

Bagian bawah sepertinya menjadi penjelasan dari fitur Tobacco Shield (TM) yang ditawarkan ini. Secara tersirat, dapat digambarkan fitur ini merupakan penapis pelindung, untuk hisapan bebas serpihan rajangan tembakau, membuat pengalaman lebih nikmat, dan dipersembahkan oleh DJI SAM SOE, citarasa legendaris lintas generasi. Deskripsi ini seakan menandakan bahwa citarasa racikan Dji Sam Soe secara umum sudah melintasi selama 108 tahun (1+0+8 = 9, angka kesempurnaan Dji Sam Soe dan Sampoerna secara umum) dikemas secara ELITE (5 huruf, Fatsal 5 alias Blend no. 5 dari Liem Seeng Tee) untuk pengalaman antar generasi yang semakin nyata. 

Bagian kanan terdapat lanjutan pattern, terdapat penanda kategori ialah SKT (komentar penulis: Sebuah pertanyaan bagi saya, kenapa bukan SKTF? Padahal secara kriteria sudah masuk kategori SKTF, Kretek Tangan manual yang dilengkapi penapis pada bagian hisapan), larangan jual, barcode dan kadar (45mg Tar, 2.3mg Nikotin, angka Tar tertinggi sejauh ini yang pernah dicapai dari HM Sampoerna bahkan cukai Golongan I itu sendiri). Bagian kiri ialah tempat peletakan cukai, golongan I. Bagian atas terdapat logo 234 dan Dji Sam Soe beserta tulisan ELITE. Bagian bawah terdapat penanda kode produksi dan pabrik, rokok ini secara umum masih ditemukan pada produksi 31 Mei 2021.

Banyak hal yang sebenarnya menjadi nilai plus, namun entah mengapa poin khas Dji Sam Soe dan font legendaris (beserta logo Ong khas dengan nama pabrik) menghilang secara umum. Mungkin ini semakin meyakinkan saya bahwa Dji Sam Soe Elite memang generasi terbaru Fatsal 5 yang memiliki karakter modern (ELITE punya 5 total karakter, jiwa yang dijual tetap Fatsal 5). Untuk kemasan juga saya harus akui memang terus terang, lebih baik dibandingkan dengan 234 Magnum.

Untuk kemasan saya memberi nilai 9.4 dari 10.

Kemudian mari kita coba buka pembuka plastik rokok ini secara seksama


Model ketika sudah membuka bagian pembuka plastik, terlihat ada semacam bagian pembuka yang bisa didorong ke bagian atas. Model keluarkan-tarik, model yang juga digunakan pada Sampoerna 234 Marun dan Marlboro Crafted Selection SPT. 

Mari kita coba tarik bagian penutupnya layaknya gambar dibawah


Ketika bagian pembuka berhasil ditarik, maka bisa dilihat adanya jenis hard-pack yang sama dengan dua Sigaret Tangan generasi baru dari HM Sampoerna. Bisa dilihat layaknya gambar dibawah


Kuantitas isi sepertinya tak perlu diragukan, isi 12 batang SKT dengan susunan 6 batang di depan dan 6 batang di belakang. Model batang sekilas terlihat mirip dengan Dji Sam Soe Super Premium, batasan bakaran dilengkapi line berwarna hitam

Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat bagian batang dibawah ini



Batang ini sekilas terlihat seperti 234 Super Premium. Namun bila Anda mencoba zoom bagian batang tersebut, di bagian batasan bakaran berwarna kuning, logo 234 memiliki pattern 9 bintang, dan di bagian belakang tertulis DJI SAM SOE ELITE. Batang tetap memiliki ukuran 84mm, diameter batang bakaran beragam, dengan plug diameter 7.9mm atau lebih. Anggap saja begitu. Motif pattern kertas mirip dengan 234 secara umum, sebagai bentuk otentikasi khas dengan pattern kertas ialah kotak.

Untuk menyatakan produk ini masuk ke Kretek Tangan, bisa dilihat layaknya gambar berikut


Dan untuk menjelaskan dimana letak Tobacco Shield (TM) ini berada, silahkan posisikan ke bagian hisapan yang tak ada rajangan tembakau


Tobacco Shield (TM) yang ditawarkan, sekilas memiliki gambaran berbeda dengan apa yang menjadi logo di bagian depan kemasan. Kontur yang bisa dikatakan berbeda tiap batang dari penapis khusus, dan masih terlihatnya kontur kertas yang terhubung ke bagian papir, menandakan bahwa Tobacco Shield (TM) merupakan sistem yang sebenarnya tak benar bila disebut sebagai "Filter", tetapi semacam plug system untuk mencegah masuknya rajangan tembakau ke mulut. Pembuatan "shield" terkesan dibuat manual, dan bukan hasil processing mesin pembuat filter, bisa dibentuk dengan mekanisme tangan. 

Sistem Tobacco Shield (TM) pada artinya hanya sekedar pelindung, bukan sebuah lapisan yang mempunyai retensi (menahan) tar dalam kadar tertentu. Memang bisa dibilang ini Dji Sam Soe dengan Filter, akan tetapi Shield disini bukan digunakan untuk menyaring. Hanya menahan rajangan tak masuk. 

Dan mengapa smoking machine pada kadar menunjukan kadar Tar sangat tinggi? Ini karena flow tar yang dihasilkan diatas rata-rata, menujukan bahwa Tobacco Shield tak bisa membantu terjadinya retensi Tar, seperti yang diharapkan kebanyakan perokok SKT yang ingin beralih ke SKTF.

Gambaran Tobacco Shield bila dipegang akan terlihat layaknya gambar dibawah


Tobacco Shield (TM) yang dihasilkan cenderung firm (kokoh, gemuk), namun disatu sisi Shield ini terkesan loose (longgar). Mungkin ini jadi alasan lain mengapa angka Tar pada rokok ini sangat tinggi, meski Nikotin masih rendah.

Kemudian kita coba bakar rokok ini secara seksama


Ketika sebelum dibakar, sensasi racikan Fatsal 5 yang umumnya ditemukan kental, terkesan banyak terpendam dikarenakan penggunaan Tobacco Shield (TM), setidaknya entah mengapa saya merasakan reduksi dari sensasi blend terkesan banyak. Meski aroma tembakau terkesan tetap nyata. Namun ketika dibakar, sensasi racikan khas 234 justru tergambar lebih jelas, dengan reduksi sensasi manis yang terkesan nyata, beserta sensasi lain yang sering ditemukan lebih kuat pada 234 Original. Flow hisapan seakan menggambarkan reduksi sensasi inverted sugar dan gula karamel yang signifikan, note licorice yang terkesan terpendam meski tetap kental dengan a hint of sweetness, note fruity misal leci dan nangka yang hampir bisa dibilang terpendam. 

Note spicy justru tergambar secara gamblang, dan seakan lebih nyata pada rokok ini. Kayumanis, adas manis, pekak, jintan, kapulaga, dan rempah pedas lain digambarkan secara halus meski cukup kuat. Sensasi manis justru tergambar setelah menghisap, bukan saat menghisap. Kental pada akhir hisapan ialah cocoa dan licorice, dengan paduan inverted sugar yang lemah. Tidak warming, hisapan terkesan seperti yang ditemukan pada rokok mild, cenderung membuat nyaman meski sensasi hisapan tidak panas.

Blend pada rokok ini tetap menggunakan blend yang sama dengan Fatsal 5, namun dengan intensitas yang terkesan lebih lembut. Tembakau Virginia digambarkan halus, memiliki aroma spicy yang manis, namun banyak terhadang dengan adanya Shield ini. Intensitas Tembakau Madura juga bisa digambarkan medium body, tidak begitu kental, namun terkesan memiliki aroma khas yang jauh lebih halus dibandingkan dengan 234 Original. Note lain semisal Temanggung, Kesturi, Boyolali, sepertinya tergambar sangat halus, hampir terkesan samar namun justru pada sesi kali ini sangat nyaman. Semacam menghisap tembakau flakes dalam pipa, namun dengan kearifan lokal yang kental. Cengkeh yang digunakan masih menggunakan model Zanzibar, tergambar oily dan memiliki intensitas pedas yang kuat, akan tetapi Shield membuat rasa cengkeh pada rokok ini menjadi sangat halus. Bahkan saya menyadari bahwa saya mungkin menghisap rokok 234 yang levelnya diatas Super Premium.

Penggambaran flow pada Tobacco Shield dapat digambarkan secara jelas pada dua gambar ini



Tobacco Shield pada rokok ini terkesan menggambarkan sensasi hisapan yang halus, nyaman, dan tanpa ada gangguan dari masuknya rajangan tembakau secara berarti. Hisapan memiliki karakter balance yang jauh lebih halus, dan sensasi earthy yang tak begitu kuat, namun tergambar nyata bahwa grade tembakau yang digunakan sama dengan Fatsal 5 secara umum. Dikeluarkan lewat hidung, flow dari hisapan memiliki aroma nutty yang jauh lebih berkurang, sensasi aroma manis dari Virginia, dan aroma spicy yang tergambar sangat-sangat halus dan tak menusuk. Bisa dibilang, Tobacco Shield ini tak hanya memperbaiki sensasi mengganggu khas rokok SKT umumnya, akan tetapi juga memperbaiki karakter negatif dari Fatsal 5 itu sendiri. 

Aroma hasil bakaran terkesan juga memiliki karakter sisi lembut dari 234. Bahkan pada tarikan rokok ini sendiri, tanpa perlu memijat batang, terkesan sangat halus nan kuat, dengan sisi lembut dari Fatsal 5 itu sendiri. Tidak solid, namun kental dengan karakter khas, bahkan saya menikmatinya dengan mode flow santai. Harshness cenderung lebih menguat, entah mungkin sampai saya gambarkan efek "3D" pada rokok ini tergambar jelas, cenderung menggelitik secara kuat saat dihisap, namun setelah dikeluarkan justru mudah memudar. Throat hit juga menguat, sensasi spicy cukup menusuk beserta elemen tembakau bawaan, sedikit membuat tenggorokan tak nyaman saat dihisap, namun efek ini terkesan juga cepat memudar.

Durasi bakar rokok ini sekitar 20-22 menit (saya mencapai angka 21 menit untuk waktu total bakaran), artinya rokok ini memang memiliki batang lebih padat bila dibandingkan dengan 234 Original, bahkan cenderung rokok ini memang cocok dinikmati kala waktu santai. Aftertaste kuat pada nutty, dengan aroma smoky khas dengan campuran note licorice gurih dan cocoa, beserta inverted sugar yang tergambar justru kuat setelah menikmati sesi merokok. 

Kelemahan secara umum yang saya temukan, sensasi hisapan terutama note karakter Fatsal 5 justru malah ditemukan pada setengah bakaran dan seterusnya. Sensasi pahit cukup tergambar jelas pada rokok ini, tergambar jelas namun tidak begitu intens. Sensasi aroma Tembakau juga mulai menguat ketika bakaran mendekati Tobacco Shield, dan sensasi panas di jari dan bibir sangat terasa ketika bakaran mendekati Tobacco Shield. Ada juga sedikit chemical taste, meski terkadang ini tak berarti.

Flavor dari rokok ini pada akhirnya saya harus akui sebagai "Elite Side" dari Dji Sam Soe itu sendiri. Dia bukan 234 yang kita kenal sebelumnya atau diatasnya, Super Premium. Dia punya kasta tersendiri, dengan sensasi lebih ringan namun dengan durasi dan intensitas yang lebih baik dan mudah dinikmati. Bahkan menurut saya, kadar Tar dari rokok ini justru hanya hitungan smoking machine, bukan pengalaman ketika menghisap ini. Citarasa khas Fatsal 5 malah tergambar halus, dan kembali lagi, punya kasta tersendiri.

Secara rasa, saya beri nilai 9.23 dari 10.

KESIMPULAN

"Elite Side" dari Fatsal 5 ini sebenarnya membuat saya terkesima. Tidak begitu manis, flow hisapan yang sangat memiliki sisi tersendiri, dan tak merasakan adanya rajangan tembakau masuk ke mulut, merupakan beberapa hal yang membuat saya bertanya mengapa produk ini tak disebarluaskan secara nasional. Tobacco Shield (TM) banyak membantu dalam pembentukan sisi lain dari Fatsal 5, bahkan bila saya boleh bandingkan, sisi ini bahkan tidak ditemukan di produk 234 Magnum, yang notabene merupakan sisi modern dari Dji Sam Soe. Dia menawarkan sisi terhalus namun bisa dinikmati secara santai (berbeda dengan LTLN, halus namun tak bisa dihisap santai, atau SPM). 

Kelemahan utama yang saya temukan, sensasi bakaran ternikmat justru mulai terasa pada setengah bakaran dan seterusnya, sensasi hisapan yang sangat intens pada akhir bakaran berikut dengan panas di mulut dan jari, sensasi pahit pada hisapan, dan kelemahan terakhir ini, sensasi khas 234 Fatsal 5 yang terpendam banyak ini, menurut saya bisa jadi masalah utama. 

Khususnya loyalis 234 Kuning yang mengharapkan sensasi lebih terasa ketika menghisap rokok ini, saya yakin ini akan berbeda pengalaman bila merokok Elite, entah di hisapan yang lebih halus atau sebagainya. Sebagai perokok yang memang bisa menikmati semua (bahkan salah satu review selanjutnya ialah Sintren, rokok Klembak Menyan), saya termasuk angkat topi dengan "Mild Side" yang sejujurnya bahkan sekelas 234 Magnum itu sendiri, tak saya temukan.

Distribusi sendiri sejauh ini hanya bisa ditemukan di Pematang Siantar dan sekitarnya. Dan secara umum, rokok ini hanya dijual di warung dan toko kelontong yang berafiliasi dengan SRC, untuk wilayah tersebut. 

Apakah rokok ini akan masuk pasar nasional atau tidak? Ini terus terang saya kurang paham. Akan tetapi, seharusnya bisa, mengingat Dji Sam Soe mulai mencoba melakukan penetrasi ke pasar 30 tahun kebawah, dengan beberapa kegiatan marketing yang menekankan pada UMKM dan tradisi Indonesia ke kalangan muda itu sendiri.

Secara umum, saya pada akhirnya harus memberikan nilai akhir, yakni 8.97 dari 10. Artinya, keunggulan utama rokok ini ialah pada kemasan dan rasanya yang menurut saya sangat baik. Untuk harga, karena 234 atau Dji Sam Soe itu sendiri tak akan masuk ke entry level, harga ini masuk akal. Terlebih tembakau yang digunakan ialah grade tertinggi.

Review ini pada akhirnya tidak bisa jadi acuan pasti. Bila Anda ingin membeli lalu mencoba, atau tidak? Itu terserah Anda. Saya hanya memberi referensi. Dan pilihan yang akan Anda ambil (terutama dalam mendapatkan barang ini), semua tergantung Anda.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Sampoerna A Splash Spring Isi 12 Batang, SKM LTLN Pertama Di Indonesia Dengan Kapsul Rasa Peach

Selamat malam,

Review kedua kali ini sepertinya merupakan review lanjutan atas Camel Mild Intense Blue yang sudah saya buat sebelumnya. Alasan kenapa saya mencoba kembali melakukan marathon review, bukan tanpa sebab. karena saya harus menghadapi tugas lain yang harus saya kerjakan. Dan kemungkinan besar, review-review lain akan menyusul pada esok hari, terhitung juga Dji Sam Soe Elite yang belakangan menjadi pembicaraan di kalangan netizen yang merokok. Harap maklum.

Terkait dengan produk ini, sebenarnya saya sudah mendapatkan info ini cukup lama, namun secara spesifik saya baru mengetahui 2 minggu yang lalu. Simpulan atas flavor ini sebenarnya unik, dan banyak orang terkejut ketika saya memberitahu terkait flavor yang diaplikasikan pada A Splash Spring

Info pertama ini, saya dapatkan dari seorang kerabat ketika sedang temu kangen. Karena kerabat ini juga banyak mendapatkan info-info terkait produk tembakau lain secara umum, di tongkrongan tersebut pada akhirnya saya mengambil kesimpulan sementara yang saya bisa jelaskan di twit berikut:



Untuk sekedar informasi, My Pretty Seahorse merupakan episode dari Season ketiga SpongeBob SquarePants yang menceritakan terkait kuda laut yang menjadi teman SpongeBob di musim semi (selanjutnya kita sebut sebagai Spring Season). Pada posisi ini, saya hanya mendapatkan selentingan yang tak berdasarkan asumsi kuat, dan sempat menganggap kode ini hanya angin lalu saja.

Info ini kemudian beredar, sekitar awal Oktober lalu. Saya dikabari oleh teman terkait satu post yang membahas secara detail (sumber Instagram, semacam akun monitoring iklan rokok), dan di post tersebut ada semacam promosi terkait A Splash Spring, dengan pattern warna yang tak lazim. Oranye dengan ungu. Dan entah mengapa pada akhirnya saya terbesit mencari warna tersebut mewakili buah apa, dan pada akhirnya teringat oleh satu buah:

Peach? (atau Buah Persik)

Buah yang tak lazim dirasakan oleh banyak masyarakat Indonesia (karena keterbatasan supply plus mahal) ini menjadi postulat sementara saya terkait flavor yang ingin dijual oleh rokok ini.

Dan ini sempat saya tanyakan di Twitter beberapa saat lalu sebagaimana berikut:



Pada akhirnya di sebuah kesempatan yang random, dan saat itu saya sedang ada urusan di Bogor, saya akhirnya mencoba belanja keperluan review, sembari mengecek Indomaret terdekat dari tempat itu. Dan pada akhirnya saya langsung ambil dua (iya, biasanya untuk rokok baru sering saya ambil dua buah). 

Dan pada akhirnya, pada kesempatan kali ini saya ingin memaparkan bagaimana karakteristik peach (atau Spring Sensation) yang ingin dijual oleh rokok ini. 

Langsung saja kita mulai review rokok ini terlebih dahulu dari harganya. Rokok ini dijual dengan harga Rp. 17.000,- (cukai golongan I sebesar Rp. 20.400 untuk 12 batang). Terbilang bahwa A Splash saat ini mulai memposisikan dirinya sebagai rokok berisi 12 batang, seiring dengan dampak pandemi yang mengubah tatanan industri rokok secara umum (termasuk cukai dan harga jual yang bisa dijangkau oleh banyak orang). 

Terhitung murah sebenarnya untuk flavored capsule cigarettes (atau sebut saja sebagai rokok kapsul), dan angka ini termasuk masih bisa dijangkau oleh banyak kalangan, terlebih preferensi LTLN di kalangan 18-30 tahun masih ada potensi untuk digarap, meski persentase turunnya besar. Untuk harga rokok ini anggap memiliki nilai 8 dari 10.

Kemudian kita coba kaji kemasan rokok ini secara seksama







Kemasan rokok ini tampaknya memiliki model yang cenderung sama dengan kemasan A Splash secara umum. Hanya saja, warna dasar yang digunakan merupakan gabungan dari orange dan purple, semacam penanda bahwa rokok ini memiliki kapsul dengan rasa dasar peach. Bagian depan terdapat pattern dot khas lini A Splash, dengan warna silver dan memiliki efek emboss halus namun sedikit tebal. Bagian atas kemasan depan, terdapat tulisan SAMPOERNA berwarna hitam, beserta logo tiga tangan khas di bagian O. Tulisan SAMPOERNA ini memiliki warna hitam, dengan emboss tebal namun terkesan tipis. 

Bagian tengah dari kemasan depan, terlihat jelas penggunaan pattern batik generasi terbaru dari lini Sampoerna A Mild, gabungan pattern yang membentuk sebuah arah dengan adanya dot, dan pattern batik termodernisasi ini menggunakan warna dasar yang setara dengan lini Sampoerna A Regular, abu-abu dan pada pattern batik khas ini menggunakan efek emboss yang sama tebal secara umum dengan varian Sampoerna A lain, dan terkesan tak ada pengurangan elemen batik ini. Bagian tengah, terdapat kotak berlatar gradasi oranye dan ungu, dengan logo iconic "A" berwarna putih, dilengkapi dengan emboss tebal yang khas. Bagian bawah logo "A", terdapat tulisan SPLASH dengan latar dot kecil.

Bagian paling bawah, seperti halnya lini A Splash secara umum, memiliki efek percikan dengan warna gradasi. Warna gradasi yang digunakan ialah gabungan purple dan orange, warna yang sebenarnya mungkin membuat orang menyangka bahwa rokok ini memiliki rasa "orange berry" bahkan ada yang berpikir rokok ini memiliki rasa "mango berry". Terlihat jelas visualisasi percikan seakan memberikan kesan misterius, dan hal ini diperkuat dengan logo elemen kapsul "SPRING SENSATION", kapsul dengan latar luar purple namun dalam orange. Di bagian bawah juga terdapat tulisan SPRING dengan font sangat kecil, dan penanda batang 12 ada di bagian kanan bawah. 

Bagian belakang sebenarnya memiliki elemen yang sama dengan lini Sampoerna A Mild generasi baru, latar pattern yang diikuti dengan outline kotak klasik turunan dari Sampoerna A Mild generasi lama. Bagian dalam outline kotak, terdapat kotak yang sama dengan bagian depan dan memiliki logo iconic "A", pernyataan deskripsi yang menjelaskan bahwa rokok ini memiliki "sensasi percikan segar khas musim semi" yang dihasilkan dari kapsul rasa (flavored capsule). Di bagian bawah deskripsi, terdapat penanda ulang terkait kapsul yang dihasilkan oleh rokok ini, bertuliskan FLAVORED CAPSULE dan SPRING SENSATION. Dan sebagai penanda elemen splash, elemen gradasi percikan tebal dari warna orange dan purple, kembali dimunculkan.

Di bagian samping kanan, terdapat jenis rokok yakni SKM, larangan jual, dan barcode yang menutupi bagian lanjutan dari "Splash Sensation". Bagian samping kiri terdapat tulisan 12 LASERMILD(R) KRETEK, dalam artian rokok ini menggunakan perforasi laser khas Sampoerna A Mild di bagian tipping paper. Terdapat kadar rokok di bagian bawah (12mg Tar, 0.8mg Nikotin). Dilanjutkan dengan bagian atas terdapat pattern dan kotak gradasi yang dilengkapi logo iconic "A", dan dibagian bawah kemasan terdapat gradasi penuh khas Sampoerna A Mild, dilengkapi dengan tanggal produksi dan dotcode beserta kode random sebagai penanda batch dari tiap produksi.

Terlihat dari bagaimana Sampoerna A menjual varian Splash kali ini, membuat saya berpikir ulang terkait paradigma A Splash yang ditawarkan pada varian Spring ini. Terkesan lebih "bold, juicy, tangy" dan kalimat lain yang tak bisa saya sampaikan lebih dalam. Untuk kemasan saya beri nilai 9.7 dari 10.

Kemudian kita coba buka kemasan rokok ini secara seksama


Bagian dalam inner hinge lid atau penutup, terdapat semacam hotline berupa email, yakni suara.konsumen@sampoerna.com (email ini diperlukan bila ada keinginan untuk menyampaikan komplain pada produk buatan HM Sampoerna). Bagian inner frame menggunakan warna orange, dan sebagai salah satu produk generasi baru Sampoerna dan bukan produk menthol, model foil yang digunakan terbuat dari kertas (model ini secara umum digunakan pada produk Philip Morris International sebagai bentuk untuk mengatasi sampah yang tak bisa terurai), dengan motif pattern emboss bertuliskan SAMPOERNA.

Mari kita coba merobek bagian foil berbahan kertas ini secara seksama


Untuk mendapatkan robekan sempurna, terkadang di bagian kanan ada bagian lubang yang masih menyatu dengan bagian dalam foil, dan perlu sedikit usaha merobeknya secara perlahan. Batang rokok terlihatt memiliki pattern khas Sampoerna A Mild generasi terbaru, dan terdapat semacam penanda dimana kita bisa mengklik (atau mengaktifkan) kapsul "Spring Sensation" ini. Susunan batang ialah 6 di depan, 6 di belakang, dengan kuantitas isi 12 batang.

Kemudian kita coba tarik batang rokok ini secara seksama

Batang rokok memiliki panjang sekitar 89mm atau lebih, dengan diameter sekitar 7.4mm atau lebih. Bagian penanda batasan tipping paper menggunakan warna orange, dengan adanya logo iconic "A" di bagian tengah, lalu diikuti pattern batik hologram yang memang menjadi ciri khas generasi terbaru Sampoerna A Mild, dan terdapat penanda kapsul. Penanda kapsul "Spring Sensation" ini menggunakan outline ungu, dengan bagian tengah berwarna oranye. Perforasi Lasermild pada rokok ini sama seperti lini Sampoerna A yang dilengkapi kapsul, satu baris dengan model strip, dan strip dengan lubang yang lebar.

Kemudian kita coba rasakan rokoknya sebelum diklik, secara seksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan mengeluarkan note khas Sampoerna A yang terkesan lebih kental, dengan dominan note cocoa dan licorice, serta sedikit mixture nutty yang terkesan lebih kental bila dibandingkan dengan A Splash secara umum. Namun ketika sudah dibakar (dalam posisi kapsul belum diaktifkan), note utama yang ditemukan secara umum ialah sensasi Tembakau Oriental dan Virginia secara umum, dengan tambahan elemen fruity yang terkesan simpel, elemen cocoa yang terkesan sangat kental, efek licorice yang cenderung lembut nan kuat, serta elemen spicy yang halus dan tidak menusul. 

Elemen fruity secara umum terkesan simpel, gabungan dari leci yang menghasilkan sensasi manis segar alamiah, kelengkeng yang terkesan mampu memberikan efek asam yang mendukung efek leci, nangka yang memberikan elemen khas kretek secara umum, dan ada sentuhan pendukung berupa elemen syrupy berupa perisa maple atau honey. Perisa syrupy ini berguna untuk membentuk segala buah yang ada pada elemen rokok sehingga bisa terbentuk dengan baik. Efek licorice pada rokok ini terkesan kuat, memiliki manis gurih yang terkesan menciptakan efek a hint of sweetness yang kental, dan memiliki citarasa khas dari manisnya rokok buatan Sampoerna secara umum. 

Elemen cocoa terkesan dibentuk secara baik, mungkin banyak terinspirasi dari American Blend, menciptakan sensasi kretek yang kuat dan memperkuat elemen Oriental itu sendiri. Untuk rempah sendiri cenderung simpel, tidak terkesan kuat, hanya sekilas mengandung unsur kayumanis, pekak, adas manis, dan kapulaga. Kemungkinan besar, rempah yang tidak dibuat kuat, juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan rasa yang akan dibawa oleh kapsul rokok ini. Cengkeh terkesan tidak begitu kuat, dan tidak memiliki sensasi warming yang berarti. Dalam artian cengkeh pada rokok ini sengaja tidak diperkuat, bila dibandingkan dengan A Mild itu sendiri. 

Karakter utama dari rokok ini ialah gabungan dari Tembakau Virginia yang dikenal sebagai signature ingredients dari rokok Sampoerna, sentuhan khas Burley yang cukup mampu menciptakan efek smoky meski tidak dominan, Madura yang cenderung memiliki aroma kuat dan nutty kuat, beberapa Tembakau Krosok Oriental khas Indonesia yang sepertinya memiliki komponen mirip dengan A Mild secara umum. Hisapan rokok ini terkesan memiliki kekentalan Tembakau Virginia dengan aroma manis harum yang sangat kuat, dikarenakan dalam Virginia sendiri memang terkenal memiliki kandungan gula alamiah. Efek ini juga didukung dengan sensasi spicy bawaan yang membantu karakter cengkeh pada rokok ini. 

Elemen Tembakau Burley tersirat juga ditemukan, dengan karakter smoky yang bahkan cenderung lebih kuat dan intens. Bahkan bila dibandingkan dengan A Mild secara umum, Burley yang dihasilkan memiliki efek smoky dengan intensitas yang lebih besar. Tembakau Madura yang digunakan juga sekilas memiliki persamaan dengan A Mild (bukan A Splash secara umum), bahkan memiliki aroma nutty yang jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan varian A Splash lainnya. 

Hampir bisa menyamai blend yang digunakan A Mild, namun hal yang unik ialah rokok ini mampu menawarkan karakter nutty aromatik yang bahkan melebihi A Mild sekalipun, meski dengan kadar lebih rendah (komentar penulis sementara mengatakan blend rokok ini justru lebih superior dibandingkan induknya sendiri, A Mild). Sedangkan beberapa tembakau lainnya semisal Temanggung, Kesturi, dan Boyolali, efek nutty yang dihasilkan terkesan mendorong elemen bawaan Madura khas Blend Sampoerna, menjadi lebih nyata. Untuk ukuran rokok dengan kadar tar nikotin rendah, rokok ini sangat baik dalam pembentukan citarasa. Blend terkesan didominasi oleh penggunaan Oriental, meskipun secara umum sensasi khas hisapan menunjukan citarasa yang balance. Terkesan earthy kuat, dan pemrosesan Tembakau pada rokok ini tetap mengindahkan bagaimana karakter asli dari penanaman tembakau ini bisa dibawa, meskipun ada garis besar pada Virginia rokok ini menggunakan proses Expanded Stem.

Bila dikeluarkan lewat hidung, rokok ini seakan mengeluarkan aroma nutty kuat, kental, dengan aroma manisn khas Virginia yang membuat halus. Aroma ini termasuk tak lazim saya temukan pada A Splash secara umum, tak ada unsur lain yang membentuk sensasi sebelum diklik ini. Ini murni turunan dari blend A Mild itu sendiri. Tarikan cenderung enteng, tergambar mudah untuk dihisap, tanpa adanya tersendat meski ditarik sedalam mungkin, dan flow hisapan juga terkesan baik dan tanpa ada gangguan apapun. Harshness terkesan minim, throat hit terkesan halus, bahkan jauh lebih baik dibandingkan dengan A Mild, dan tanpa ada sensasi mengganggu di tenggorokan. 

Durasi bakar dari rokok ini sekitar 9-11 menit (ini posisi sebelum diklik, saya mendapatkan angka 10 menit total hisapan). Aftertaste ialah smoky dan sensasi manis kuat yang dihasilkan dari mixture khas Sampoerna A, sensasi nutty yang terkesan intens untuk ukuran LTLN, sensasi manis licorice yang terkesan bertahan lama di rongga mulut dan tenggorokan, dan efek sensasi cocoa klasik yang manis nan getir. 

Untuk mengaktifkan fitur "Spring Splash Sensation", Anda bisa memposisikan jari jempol dan telunjuk layaknya gambar dibawah ini


Kemudian dorong bagian telunjuk dan jempol tersebut ke arah yang sudah ditunjukan di batang, sampai ada bunyi 'klik' dan bagian filter mulai melunak


Hisapan pertama pada rokok ini memiliki sensasi yang sangat unik. Hampir menyerupai sensasi mix berry, dengan tingkat keasaman yang mirip, namun ada aroma yang berbeda dan asing sekilas. Spring Splash Sensation pada akhirnya akan mengarah ke buah Peach, atau buah persik. Hisapan kedua dan seterusnya mulai kuat dari segi sensasi peppermint, namun dalam taraf yang sangat tak tajam. Sensasi peach sendiri yang dibawa sangat tangy, mirip dengan hard candy, entah ini terinspirasi dari minuman kaleng rasa Persik khas Jepang, mungkin. Karakter buah yang dihasilkan terkesan memiliki aroma harum lebih dominan, sensasi tangy yang entah mengapa memiliki tingkat yang sama dengan Esse Berry Pop, namun lebih baik. Dan pada akhirnya, kita tahu target utama rokok ini ialah untuk melawan Esse Berry Pop 12 batang.

Dan yang unik, sensasi hisapan ini juga memiliki tingkat penggambaran buah yang misterius. Pada rokok ini saya bisa gambarkan sebagai minuman rasa buah persik dengan kandungan sirup jagung tinggi fruktosa (ambil acuan Olatte punya Dong-A sebagai gambaran). Dan bila Anda menyangka rokok ini rasa Berry Mix, bila Anda tak paham karakter buah persik secara umum akan berkata serupa. Efek sepat masam yang dibawa akan terasa berbeda bila dibandingkan dengan Berry, justru dari aroma kuat harum yang ditimbulkan (berry cenderung kurang memiliki aroma harum). Peach yang diambil juga terinspirasi dari manisnya Peach khas Jepang dan Peach Amerika yang memiliki sensasi tangy plus juicy yang kuat. Tak lebih dari itu.

Aroma ini terkesan lokal, tidak sampai ke aroma bakaran. Maka jangan berharap bahwa setelah diklik ini, aroma bakaran menjadi lebih harum. Justru tidak, bahkan sama saja. Bila dikeluarkan lewat hidung, ada sedikit aroma Peach yang terus terang masuk, namun ini sekilas minim. Aroma nutty yang mengganggu terkesan berkurang, dan justru berdampak banyak pada karakter bawaan dari rokok ini. Meski pada akhirnya flavored capsule rokok ini membantu banyak dalam menikmati rokok ini. Karakter tarikan cenderung sedikit lebih ringan, hampir sama seperti sebelum diklik, namun cukup membantu pada akhirnya dalam menikmati secara seksama. Throat hit seakan tidak ada, berikut juga sensasi harshness yang mengganggu tenggorokan secara umum.

Durasi rokok ini justru setelah diklik terkesan lebih panjang, sekitar 10-12 menit (saya mendapatkan angka 12 menit, durasi bakaran justru lebih lama ketika sudah diklik). Aftertaste secara umum, ada sensasi masam segar yang dihasilkan, sensasi mint yang tak begitu intens, sensasi blend yang terkesan tertutup banyak meski aroma nutty terkesan tertutup banyak pada rokok ini.

Kelemahan secara umum pada rokok ini simpel, terlalu cepat untuk habis dan sensasi rasa peach pada hisapan yang mulai berkurang pada posisi batasan bakaran setelah diklik. Selebihnya, rokok ini menurut saya, bahkan dibandingkan dengan A Mild sekalipun, saya akan memilih Splash Spring pada akhirnya. Posisi sebelum diklik lebih intens, dan posisi setelah diklik, memiliki mimik yang hampir mirip dengan Esse Berry Pop. Pada kasus Esse Berry Pop vs A Splash Spring, Esse Berry Pop meninggalkan kesan minty yang terlalu kuat, namun pada rokok ini cenderung lebih ringan dan tak tajam.

Untuk rasa sendiri, saya beri nilai 9.1 dari 10.

KESIMPULAN

Bila melihat aspek rokok yang memiliki mimik esensi yang sama dengan Esse Berry Pop (baik secara sensasi asam, penggambaran tangy dan efek fresh), rokok ini justru menawarkan sensasi rasa yang bahkan sekilas ada perbedaan (terutama kalau membicarakan aroma dan sensasi juicy yang lebih dalam). Buah Peach atau Persik memang bukan buah yang umum, secara umum juga ditemukan pada musim semi (asal muasal Spring pada rokok ini berasal dari Spring Season, atau musim semi). Dan buah ini juga secara umum tak bisa ditanam pada wilayah tropis, sehingga pada akhirnya awam akan mengira rokok ini tak lebih dari Esse Berry Pop, dengan sensasi rasa yang lebih berani. Padahal bila dikaji kembali, buah yang ditawarkan pada akhirnya merupakan buah khas sub-tropis, Persik atau Peach. Dan menurut saya bisa menjadi pilihan dengan sensasi yang bahkan bisa masuk ke saya.

Kelemahan secara umum, rokok ini memiliki sensasi hisapan yang cepat dan sensasi peach setelah diklik mulai berkurang. Ada satu kelemahan lain yang sebenarnya menjadi kelebihan bagi saya, sensasi rasa yang ditawarkan justru berbeda dengan A Splash secara umum sebelum diklik. Sensasi rokok ini pada akhirnya banyak bertolakbelakang pada A Mild, bukan lini Splash secara umum. Dengan catatan, lebih baik.

Untuk distribusi ini, kurang tahu persis bagaimana mekanismenya. Sementara produk ini hanya bisa ditemukan di Indomaret, sebagai partner utama HM Sampoerna dalam pendistribusian. Untuk wilayah mungkin nasional, karena info terkait distribusi rokok ini tak banyak beredar. Ada kemungkinan juga akan masuk warung atau toko kelontong (terutama yang berafiliasi SRC), dan potensi untuk merebut konsumen Esse Berry Pop ini sangat besar.

Secara nilai keseluruhan rokok ini, saya bisa memberi nilai 8.93 dari 10. Artinya, rokok ini secara unggul menang pada kemasan dan rasanya yang bahkan sejujurnya, lebih baik dibandingkan A Mild sebagai acuan aslinya. Namun kelemahan pada rokok ini cukup simpel, harga yang murah ini kadang tak sesuai dengan durasi bakar yang ditawarkan. Tapi bagi sebagian orang, ini bukan masalah berarti.

Pilihan tentunya ada di tangan Anda. Terkait bagaimana Anda ingin mencoba atau tidak, atau ingin menjadikan rokok ini sebagai harian, kembali lagi ini ke pribadi masing-masing. Review pada blog ini bukanlah acuan pasti, pilihan untuk mencoba atau tidak, tergantung Anda.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Camel Mild Intense Blue, SKM LTLN Regular Pertama Di Indonesia Dengan Dual Foil System Dan Rasa Intens Berani Khas

Selamat malam,

Beberapa saat kemarin merupakan saat yang terkesan berat. Terlibat dalam sebuah pergumulan yang menjerumuskan dalam lubang yang sama, ditambah dengan adanya sedikit tugas berarti, membuat pada akhirnya tidak bisa menulis secara optimal. Terlebih, bila dihitung kembali, hutang review saya justru semakin banyak dan membeludak. Harap maklum, dan bila sekarang saya aktif di Twitter, ini juga bukan tanpa sebab. Esensi dalam Twitter sebenarnya sama dengan blog ini, namun jauh lebih mendalam meski tidak terlalu kompleks dalam memahami substansinya. 

Review kali ini sebenarnya bukanlah review untuk mencari tahu lebih dalam terkait produk ini, akan tetapi substansi utama review ini hanyalah untuk menguji produk tersebut secara keseluruhan. Pendekatan ini terkesan berbeda bila dibandingkan review penulis secara umum, terlebih kategori LTLN di Indonesia seakan mengalami penurunan yang cukup signifikan (SKT dan SKM Full Flavor masih menjadi pilihan ditengah pandemi ini). 

Alasan utama, kategori ini merupakan rokok "boros", dapat dilihat dari durasi bakar yang terhitung sempit bagi perokok yang secara umum memiliki waktu luang lebih. Sebagaimana kita ketahui, LTLN memiliki durasi yang cenderung pendek atau sempit, anggap di 8 menit sampai 13 menit. Dan sering juga ditemukan di lapangan, kategori ini biasanya dihisap dengan model chain-smoking (hisap berantai), karena kepuasan yang didapat umumnya berada pada 3 batang (asumsi 14mg Tar dan 1mg Nikotin sebagai acuan umum).

Diferensiasi pada akhirnya mulai dicoba pada kategori Kretek LTLN ini. Entah menggunakan kapsul pembantu rasa, kuantitas lebih kecil dengan harga terjangkau, bahkan sudah banyak ditemukan sensasi "Mild" yang mengacu ke turunan Full Flavor. 

Diferensiasi terakhir ini yang sekarang dicoba oleh JTI dan afiliasinya, Karyadibya Mahardika (KDM). Gimmick "Mild Intense Sensations" pada Camel Mild Intense Blue (selanjutnya bisa disebut Camel Biru atau Camel Intense) seakan membuat saya penasaran, terlebih produk ini diluncurkan Awal Oktober 2021 lalu, sebagai penantang utama dari produk HM Sampoerna yakni Magnum Mild. 

Agak mengherankan secara umum, merek LTLN hasil adaptasi brand global seakan menantang penantang lokal yang sudah lama memiliki loyalis. Tapi yang saya harus angkat topi, ini terkait dengan satu aspek seperti judul postingan ini.

Langsung saja kita review rokok ini dimulai dari harganya terlebih dahulu. Untuk harga sendiri saya mendapatkannya dengan harga Rp. 20.000,- (cukai Golongan IIA sebesar Rp. 20.425 per 16 batang). Terhitung sebagai penantang baru dalam Mild Regular yang menjual harganya diatas rata-rata harga merek LTLN terbaru secara umum. Untuk harga sendiri saya beri nilai 7.8 dari 10.

Kemudian kita coba kaji kemasan rokok ini secara seksama







Kemasan rokok ini sebenarnya terhitung menggunakan palet warna yang simpel, biru tua gradasi dan putih yang sedikit dilengkapi unsur abu-abu. Kemasan depan dan belakang merupakan gabungan dari tiga objek persegi panjang, kiri dan kanan biru tua, dan di tengah menggunakan motif gradasi antara biru tua dengan biru pastel. Anggap juga gradasi ini sebagai biru tua gradasi. Terdapat juga pattern khas Camel buatan JTI, gabungan garis yang membentuk lekukan, dan pada akhirnya membentuk tulisan CAMEL, dengan warna outline garis yakni biru tua.

 Bagian atas tengah kemasan, terdapat logo khas Camel Kretek, tertulis QUALITY KRETEK dengan tiga butir cengkeh yang bisa dianggap menggunakan cengkeh ranum pohon bermutu. Logo Camel yang digunakan sama seperti Camel Kretek secara umum, outline berwarna putih dengan bagian dalam berwarna biru, huruf A terpotong oleh logo Unta khas Camel yang sudah dimodernisasi, dilengkapi dengan emboss dan tekstur yang tak tebal. Terdapat tulisan INTENSE BLUE dengan font khas Camel, dan dibawahnya tertulis 16 MILD CIGARETTES, huruf D digantikan dengan logo Unta Khas Camel. 

Bagian samping kanan secara umum terdapat logo JTI dengan ukuran besar, logo buanglah sampah pada tempatnya, larangan jual serta barcode. Bagian samping kiri terdapat logo CAMEL INTENSE BLUE, tanpa dilengkapi emboss dengan latar biru tua, serta kadar tar dan nikotin (16mg Tar, 1mg Nikotin). Bagian atas kemasan terdapat latar gradasi yang selanjutnya ditutupi oleh pattern kurva khas Camel, dengan logo Camel menggunakan efek emboss halus. Bagian bawah terdapat logo Unta khas Camel, dan tulisan Intense Blue. Terdapat juga logo JT (Japan Tobacco), dan produk ini dibuat oleh PT Karyadibya Mahardika, Pasuruan. 

Sebenarnya, kalau melihat dari aspek kemasan luar, rokok ini bisa saja dipersepsikan sebagai rokok menthol high cooling dan kalimat pelengkap (Intense Blue). Akan tetapi, Camel pada akhirnya ingin menjual sensasi "kalem namun berani", sesuatu yang pada akhirnya bisa mengartikan makna dari Intense Blue itu sendiri. Atau bahasa lainnya, "Intense & Powerful Mild". Tak perlu diragukan, secara kemasan memang terlihat simpel nan kompleks. Untuk kemasan, anggap saja memiliki nilai 9.7 dari 10.

Lalu kita coba buka plastik dan kemasan rokok ini secara seksama


Ketika membuka bagian tutup (lid) kemasan, terlihat ada satu aspek yang saya belum pernah temukan di LTLN merek mainstream. Dual Foil System, sistem dua foil dalam satu kemasan, dan jenis foil ini secara mendasar hanya ditemukan pada kategori SKM Full Flavor, bukan LTLN. Agaknya, saya melihat dua aspek yang mendasari mengapa dua foil ini diterapkan dalam membungkus rokok ini. 

Kemungkinan pertama, untuk menjaga kesegaran (dan ini menguntungkan bagi perokok yang tak habis kemasan 16 batang dalam waktu cepat, otomatis menghemat pengeluaran). 

Kemungkinan kedua, untuk memudahkan dalam penjualan eceran. Coba lihat gambar dibawah, dan silahkan berspekulasi bahwa rokok ini sangat mudah diecer


Dual Foil Systems pada rokok ini pada akhirnya menjadi satu hal yang unik dalam dunia sigaret secara mainstream. Bayangkan, setiap foil yang ada pada kemasan bisa dikeluarkan secara utuh dan dapat disimpan pada wadah tersendiri (individual foil system, attachable). Hal ini juga mempermudah dalam penjualan eceran. Bisa dilihat gambarnya sebagaimana berikut



(tampak depan foil)


Tampak samping dan depan semakin menguatkan bahwa sistem foil individual (8 batang) ini pada akhirnya bisa dijual secara half-pack (setengah bungkus, mungkin dihargai 10.000), dan kesegaran saat proses ecer ini tetap terjamin. Ini menguntungkan bagi penjual warung itu sendiri, dan bisa saja si penjual menaruhnya dalam satu plastik tanpa perlu memikirkan rokok yang dijual tetap segar atau tidak. 

Bila kita lihat bagian pembuka foil, maka terlihat model membuka tiap foil dilakukan secara terpisah. Bisa dilihat layaknya gambar berikut


Ada yang mengatakan kepada saya, rokok ini sebenarnya menggunakan sistem foil yang diterapkan pada Apache Exclusive, produk lama yang gagal dari Karyadibya Mahardika sebelum diakuisisi oleh JTI. Jadi memang penerapannya sudah lama, tapi untuk LTLN mainstream ini pertama kalinya. 

Kemudian kita coba tarik bagian pembuka foil secara seksama


Tiap foil secara umum memiliki kuantitas 8 batang, masing-masing ada 4 buah di depan dan 4 buah di belakang. Karena ada dua foil, otomatis kuantitas total rokok ini ialah 16 batang.

Kemudian mari kita lihat batang rokok ini secara seksama


Model batang rokok ini berbeda sekilas secara panjang. Panjang rokok ini secara umum berada pada 89mm atau lebih, dan diameter sekitar 7.4mm atau lebih. Ukuran batang lebih pendek secara umum dibandingkan dengan Camel Mild lain, namun cenderung lebih padat secara konten dari batang. Bagian batasan tipping paper terdapat logo Camel berwarna biru, motif tipping paper berupa pattern berwarna abu-abu. Perforasi laser yang digunakan pada rokok ini berjumlah 2 baris, jarak antar lubang cukup jauh dan rentang antar baris sedikit lebih luas.

Kemudian kita coba rasakan rokoknya secara seksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan mengeluarkan sensasi aromatik yang terkesan kuat, berikut manis fruity yang memang terkesan dominan dengan sentuhan rasa yang sepertinya pernah ditemukan pada salah satu merek rokok pada masa lampau. Namun ketika sudah dibakar, rokok ini mengeluarkan di awal, sensasi aromatik yang intens, dengan elemen tembakau Oriental yang sangat kental, dan sensasi fruity dengan paduan sedikit sentuhan syrup, sensasi licorice yang sangat kental, dan gabungan dried fruit serta cocoa yang membuat sensasi intense tobacco bawaan ini menjadi lebih kuat. Sensasi buah pada rokok ini masih didominasi oleh pisang yang mampu menciptakan efek aroma dan sedikit rasa creamy yang terkesan membuat tembakau pada rokok ini intens, longan untuk menciptakan efek masam khas yang dipadukan dengan leci, nangka dan sedikit unsur berry sebagai efek pengharum aroma dan memperbaiki citarasa khas Kretek Indonesia. Sensasi syrup pada rokok ini terkesan minim namun kental, entah dari madu atau maple, elemen ini seakan memberikan sentuhan mild klasik yang seringkali ditemukan di Indonesia. 

Sensasi licorice pada rokok ini sangat kental, manis gurih dan terkadang membuat mual, plus sensasi a hint of sweetness yang terkesan kentara serta memberikan sensasi mixture tembakau dengan aroma manis dan memperkuat citarasa aromatik. Untuk mendukung efek kuat ini, pada akhirnya digunakan sedikit sentuhan efek rasa bawaan kismis dan cocoa, hal ini sepertinya banyak terpengaruh dari SKM Full Flavor yang umum ditemukan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan rasa intens secara rasa dan aroma. Cengkeh sepertinya dikadarkan menyerupai acuannya, Sampoerna. Namun cengkeh yang digunakan justru menyerupai Cengkeh Zanzibar yang digunakan 234, kuat secara aroma dan memiliki oily khas. Elemen spicy sepertinya terkesan simpel, namun berani. Penggunaan dominan kayumanis, adas manis, pekak, jintan, dan kapulaga misal, mampu menciptakan elemen spicy intens namun tetap mengikuti koridor elemen "Blue" yang ingin dijual rokok ini.

Pada blend rokok ini, seakan banyak menurunkan blend Camel SPM namun dengan kearifan lokal. Virginia khas Amerika dengan sentuhan manis dan spicy alamiah, Toasted Burley yang memiliki efek smoky, adanya tembakau Oriental luar semisal Latakia atau Izmir, elemen Madura yang menjadi ciri khas Oriental Indonesia, dan penambahan tembakau lain semisal Temanggung dan Boyolali. Virginia pada rokok ini seakan memiliki karakter kuat, namun pada nyatanya memiliki sensasi hisapan yang halus namun berkarakter manis dan mendukung elemen spicy yang ada pada rokok ini. Besar kemungkinan, Virginia yang digunakan masih diimpor, entah dari Amerika atau Zimbabwe. Hal ini juga didukung dengan karakter smoky kuat, dan karakter smoky nan pedas ini juga menunjang elemen spicy dan cocoa dalam menjalankan tugasnya sebagai penguat rasa. Tergambar elemen smoky sangat menunjang karakter aromatik yang ingin dijual pada rokok ini. Dan sebagai penutup namun nilai jual utama, gabungan unsur Tembakau Oriental luar semisal Latakia atau Izmir yang memiliki karakter sangat kuat ini dipadukan dengan Madura yang sama kuatnya namun lebih halus, dan beberapa jenis krosok khas Indonesia semisal Temanggung atau Boyolali. 

Karakter ini pada akhirnya membuat saya kagum, memiliki citarasa khas Starmild yang halus dan kental akan unsur Virginia dan Burley, namun disatu sisi blend rokok ini menurunkan dari acuan, yakni Dji Sam Soe Magnum Mild, dengan catatan elemen tembakau yang lebih kuat dan lebih berani. Agaknya, saya harus mengakui bahwa rokok ini sejatinya ialah Magnum Blue yang dahulu diproduksi, dengan sentuhan Oriental lebih kuat dan intense. Blend yang ditawarkan cenderung balance, meski mengarah besar ke arah Oriental, secara taraf earthy terkesan nyata, kuat akan sensasi tembakau berkualitas yang ditanam di tanah kaya zat hara.

Dikeluarkan lewat hidung, rokok ini menawarkan sensasi nutty halus aromatik, dengan elemen smoky dari Burley dan sensasi pedas manis dari Virginia dan Cengkeh bawaan. Tarikan terkesan halus, namun pada exhale cenderung terkesan meninggalkan aroma kuat. Tidak begitu solid, namun terkesan kuat secara karakter hisapan bawaan. Harshness terkesan cukup kuat, kental dengan unsur menggelitik namun cepat berlalu sedemikian rupa. Throat hit terkesan halus, meski pada akhirnya ada unsur yang seakan membuat tenggorokan tak nyaman. Namun pengalaman sejauh ini, efeknya hanya sementara. 

Durasi bakar dari rokok ini sekitar 10-12 menit (saya mendapatkan angka sekitar 11 menit), dengan aftertaste memiliki sensasi nutty yang sangat intens hingga meninggalkan kesan kuat secara aroma. Bahkan meski hanya menghisap sekali saja, intensitas nutty pada rokok ini sangat tebal. Elemen lain yang tergambar ialah efek smoky halus, sensasi manis khas licorice yang bertahan lama, dan karakter aroma mixture yang sedikit meninggalkan sensasi pahit di lidah. 

Kelemahan rokok ini secara umum ialah, sensasi rokok ini akan mulai melemah pada akhir bakaran, ketika mendekati batasan tipping paper akan membuat jari panas dan bibirpun serupa. Kelemahan lain terletak pada aroma, aroma rokok ini menurut saya sangat berbeda dengan LTLN umumnya. Sangat kuat, ini mungkin karena efek Tembakau Oriental yang begitu tajam, sampai baju terasa apek setelah merokok ini. Kelemahan terakhir ini terkadang bukanlah masalah bagi sebagian orang, namun bagi kawula muda, terkadang ini jadi masalah tersendiri.

Impresi saya terkait rokok ini harus saya akui, hampir menyerupai rokok favorit saya dahulu. Yakni Magnum Blue (bukan Magnum Mild), dengan catatan sensasi ini memiliki fusion dengan Starmild, bahkan aspek aroma ini justru banyak menurunkan karakter 234 Kretek secara umum. Tentunya bukan Magnum secara harfiah. Bila pada akhirnya saya harus berkata bagaimana rokok ini, rokok ini termasuk baik dalam hitungan LTLN. 

Untuk rasa sendiri saya beri nilai 9.24 dari 10.

KESIMPULAN

Rokok ini secara umum menawarkan sensasi intens yang justru bukan dari rasa, akan tetapi dari karakteristik hisapan dan aroma yang sangat kental dengan nutty Oriental khas Camel. Entah ini mungkin juga bisa disebut sebagai "Camel (Mild Kretek) Yellow", entah mungkin bisa saja saya menggunakan tendensi layaknya kata diatas. Hisapan dengan sensasi aroma dan aftertaste yang kuat bahkan sangat intens, membuat impresi saya terkait rokok ini mengatakan "Hampir serupa seperti mantan lama!" Namun ini kembali lagi tergantung Anda ketika merasakan rokok ini secara umum. 

Kelemahan secara umum sudah dijelaskan ialah sensasi mulai melemah pada akhir bakaran, sensasi panas ketika bakaran mendekati batasan tipping paper, dan aroma yang cenderung sangat kuat untuk hitungan LTLN. Ada satu kelemahan yang juga terlihat namun tak dijelaskan di bagian kelemahan, cepat habis. Sekilas namanya juga LTLN, kalau lama habisnya itu pasti bukan LTLN.

Untuk distribusi sendiri, saya mendapatkan info bahwa sejauh ini kawasan Jabodetabek (Kecuali Bogor) dan Yogyakarta sudah bisa ditemukan di warung dan bisa dibeli eceran dengan harga Rp. 1.500 per batang. Untuk info wilayah lain, atau untuk mempermudah pembelian, rokok ini secara umum sudah bisa ditemukan di minimarket di kawasan Jawa dan Sumatera (distribusi utama tetap di Indomaret dan Alfamart). Wilayah lain atau distribusi lain konon menyusul.

Sekilas, pada akhirnya nilai keseluruhan rokok ini berada pada 8.91 dari 10. Keunggulan rokok ini secara mutlak pada kemasan dan rasa yang memang sesuai dengan karakteristik saya. Namun kelemahan secara umum tetap pada harga (meskipun sudah bisa diecer). 

Nilai ini jangan menjadi patokan utama, jangan jadikan acuan utama dalam membeli. Pilihan ada di tangan Anda, karena Anda pada akhirnya yang memutuskan.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...

Chord dan Lirik

Ulasan Film

ad2

Keimanan dan Keyakinan

Olahan Makanan

Tempo Doeloe

Tips dan Trik

Explore Indonesia

Broker Kripto