Top Bisnis Online
Trading dan Investasi
ad1
Iklan Gratis
Diplomat Evo Sopra (Evo Hitam), SKM LTLN Dari Wismilak Dengan Citarasa Khas Mild Berani Yang Lebih Halus
Selamat malam,
Pengantar dalam penulisan kali ini pada dasarnya tidak bisa dianggap remeh. Sekembalinya dari perjalanan yang jauh dari kata "baik", pada akhirnya saya kembali untuk berusaha menggenggam dunia dengan langkah yang penuh kepastian (meski pada dasarnya masih terombang-ambing dengan suasana), dan pada dasarnya apa yang saya sampaikan ke depan akan jauh lebih halus bila dibandingkan dengan apa yang dahulu saya perbuat. Untuk sekilas info saja, saya kembali membuka akun twitter dengan username @review_rokok, dengan catatan saya mungkin tidak akan seaktif manakala saya dahulu menghandle akun sebelumnya yang ditangguhkan karena alasan yang sampai saat ini, saya tidak ketahui secara pasti.
Review hari ini sepertinya merupakan review pertama yang beredar di dunia maya terkait produk yang memang baru masuk terhitung beberapa hari saja, bahkan mungkin posisi barang yang ada di pasaran belum semerata dari apa yang Anda bayangkan. Barangnya masih sangat baru, dengan stok yang terhitung mungkin baru keluar dari gudang, dengan kata lain bahwa apa yang saya icip kali ini bukanlah sebuah barang yang bisa dianggap remeh (bila dibandingkan dengan apa yang saya katakan pada produk pendahulunya), mengingat produk pendahulunya sudah terhitung cukup mahal pada konteks saat ini.
Produk ini dinamakan sebagai Diplomat Evo Sopra, bisa disebut sebagai Evo Sopra, Evo Hitam, atau cukup disebut sebagai Sopra saja sepertinya lebih baik. Adapun fitur utama yang ingin dijual oleh rokok ini pada dasarnya terletak dari segi rasa racikan khas yang lebih menyatu dengan rajangan yang lebih halus dan lebih berkualitas, namun dengan harga yang cukup masuk akal untuk bisa diterima oleh konsumen kalangan menengah yang mencari rokok SKM LTLN (atau Mild lebih tepatnya), dengan kepribadian rasa yang nyatanya didasarkan dari beberapa produk yang dahulu dibuat oleh master blender sekaligus saat ini sebagai Direktur dari PT Wismilak Inti Makmur, Tbk. (dengan nama anak perusahaan yang membuat rokok ini yakni PT Gelora Djaja), yakni bapak Muhammad Warsianto.
Sebagai pribadi yang telah sukses membidani kelahiran tiga rokok mild legendaris yakni Sampoerna A Mild pada tahun 1989, Starmild pada 1998, dan Clas Mild pada tahun 2003, bapak Muhammad Warsianto dapat dikatakan sebagai pencetus dari sebuah kategori baru dari sebuah rokok Kretek (Hybrid SKM, dengan nama kategori SKM LTLN) yang mengusung kekhasan rasa lembut Kretek dengana ukuran yang lebih slim dan teknologi perforasi laser khas sebanyak tiga baris, dengan tujuan menciptakan karakter Kretek yang modern, bisa diterima oleh banyak konsumen, dan tentunya memberikan kenikmatan yang pada akhirnya bisa memuaskan konsumen.
Adapun dua produk yang dilahirkan oleh bapak Muhammad Warsianto yakni Sampoerna A Mild dan Clas Mild, pada saat ini berhasil menjadi "top of mind" kala konsumen memikirkan merek apa yang kemudian dibeli manakala sedang mencari rokok SKM LTLN atau Mild tersebut. Meskipun apa yang kemudian ditawarkan oleh kedua merek tersebut terhitung diatas harga yang bisa dikeluarkan oleh konsumen menengah pada umumnya (dengan kisaran maksimum harga pembelian yang mungkin dikeluarkan sekitar 25.000), namun kemudian muncul pertanyaan yang cukup singkat saya jabarkan untuk mempermudah ilustrasi:
Kalau mereka secara umum tidak berani mengeluarkan harga diatas 25.000 (per hari), lalu mereka akan memilih rokok apa yang sebanding kualitas dan rasanya dengan dua merek (dengan harga diatas rata-rata) tersebut? (semisal) Saya ingin produk yang lebih murah (dari dua merek tersebut) namun secara kualitas tetap unggul.
Ketika bicara harga yang ditawarkan oleh Clas Mild (dengan harga 26.000-27.000 per 16 batang) dan A Mild (dengan harga 31.000-32.000 per 16 batang), maka secara umum harga tersebut bila dilihat dengan pengeluaran masyarakat Indonesia yang secara umum mengeluarkan uang untuk rokok maksimal 25.000, maka dua merek ini pada dasarnya tidak bisa terhitung (cukup) terjangkau bagi kalangan konsumen kelas menengah.
Banyak kemudian konsumen, entah yang berpindah dari dua merek tersebut (yang saya sebutkan sebelumnya) atau berpindah dari merek Kretek LTLN lain karena masalah serupa (semisal Magnum Mild, LA Lights, Dunhill Mild), mereka banyak yang berpindah ke Diplomat Evo, sebagai solusi yang pada saat ini masih terhitung terjangkau bila dibandingkan dengan merek-merek SKM Premium lainnya. Namun apa pada dasarnya perpindahan tersebut (ke Diplomat Evo) memuaskan bagi konsumen?
Perpindahan ini jelas bagi beberapa kalangan konsumen memaksa untuk pindah ke rokok yang bagi mereka, sensasi rasa yang ditawarkan tidak sebaik dari apa yang dahulu menjadi merek rokok hariannya dahulu. Banyak konsumen yang berpindah ke Diplomat Evo, mereka masih merasa (bahkan mengeluhkan) bahwa rasa bawaan dari Diplomat Evo terasa mengganjal dan kurang begitu sedap kala dihisap (semisal bagi saya, alasan utama saya kurang menyukai Diplomat Evo dikarenakan sensasi rasa yang tidak menyatu dan memiliki bakaran tidak konstan). Penemuan ini menjadi salah satu mengapa Diplomat Evo mengeluarkan varian terbarunya, yakni Diplomat Evo Sopra pada akhir Mei 2023 ini.
Selain itu, pada dasarnya kenaikan harga yang didorong banyak oleh kenaikan harga pita cukai, memaksa harga yang ditawarkan di pasaran pada Diplomat Evo menjadi naik secara drastis. Kita bisa telusuri bahwa harga Diplomat Evo saat ini sudah mendekati 23.000 per bungkusnya. Tentu bahwa bila mengandalkan produk dengan kualitas yang serupa, pada dasarnya membuat konsumen tidak ada pilihan lain manakala mencari rokok LTLN dengan citarasa yang halus dan berani, yang malah justru meningkatkan angka switching ke merek LTLN lain (yang lebih murah). Tentu bahwa apa yang sejauh ini menjadi dasar utama dari penjualan Diplomat Evo saat ini, sepertinya tetap membutuhkan "tameng" tambahan untuk mencegah konsumen berpindah ke merek lain.
Dua hal penting yang saya sarikan dalam ilustrasi tersebut (pertama terkait ketidakpuasan beberapa konsumen, kedua soal harga pendahulunya yang terus naik), kemudian menjadi perkiraan atas landasan mengapa Wismilak mengeluarkan Diplomat Evo Sopra pada akhir Mei 2023 ini. Ya pada dasarnya, produk yang memiliki jargon #SIMPLYFINEST tersebut bisa menjadi opsi manakala Anda mencari sensasi rokok LTLN berkarakter halus, namun dengan harga yang bisa dikatakan cukup terjangkau bagi konsumen kelas menengah.
Dengan development yang saya duga sudah dilakukan bahkan beriringan dengan peluncuran Diplomat Evo pada tahun 2019, maka saya rasa bahwa apa yang dijual secara umum pada produk ini, akan terkesan lebih matang bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Tentu bahwa asumsi ini perlu diuji ulang, mengingat data yang saya dapatkan terkesan terbatas.
Pengantar yang cukup panjang ini kemudian menjadi dasar mengapa Wismilak mengeluarkan Diplomat Evo Sopra dengan rasa yang nanti bila kita simak, terkesan lebih halus dan menyatu. Mari kemudian kita coba ulas rokok ini dimulai dari harganya terlebih dahulu.
Untuk harga rokok ini saya dapatkan pada harga Rp. 24.000,- per 16 batang (cukai golongan IIA sebesar Rp. 25.200 untuk 16 batang), di salah satu warung yang dekat dengan tempat tinggal saya (di kawasan Jakarta Timur). Tentu bila kita menyebut soal harga, maka harga yang ditawarkan oleh Evo Sopra ini memiliki rentang selisih harga yang tidak terpaut secara jauh. Dengan menambah paling tidak 1.500 hingga 2.000 tergantung toko, Anda bisa mendapatkan produk yang bahkan secara kualitas lebih unggul dan lebih baik. Opsi ini bagi saya cukup menarik kala Anda mencari pilihan LTLN halus namun dengan harga terjangkau.
Untuk harga, saya beri nilai 7.8 dari 10.
Kemudian kita coba kaji kemasannya secara saksama dan perlahan-lahan
Review rokok ini tidak bisa menjadi acuan pasti dalam menilai sebuah rokok. Tentu apa yang saya rasakan, bisa jadi berbeda dengan apa yang Anda rasakan. Mengingat apa yang saya rasakan mungkin bisa jadi berbeda dengan kala Anda menghisap rokok tersebut. Pilihan ada di tangan Anda.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, beri komentar di bagian bawah, atau hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.
Juara Master Kretek 12, SKT Pertama Dengan Mouth Tip Double Wrapping Untuk Sensasi Hisapan Yang Nyaman
Selamat malam,
Membuat review kedua di hari yang bersamaan merupakan salah satu jalan dalam mengejar ketertinggalan yang pada dasarnya merupakan dampak dari istirahat yang cukup panjang. Terlebih bahwa apa yang saya sampaikan pada kesempatan di waktu yang akan datang mungkin akan mengejutkan pada akhirnya. Namun kata pengantar singkat yang tak berarti sedikit menyiratkan bahwa keputusan ke depan mungkin saja akan lebih bulat bila dibandingkan dengan sebelumnya.
Review kedua pada hari ini akan membahas mengenai satu produk yang sebenarnya nanti secara rasa tidak begitu unik (bahkan mungkin di awal saya berikan clue, dengan citarasa yang natural type), namun di satu sisi ada hal yang unik dan menjadi nilai jual utama dari rokok yang akan saya ulas kali ini. Rokok ini dinamakan sebagai Juara Master Kretek, atau singkat kata bisa disebut sebagai Juara Master (bahkan Juara Coklat untuk mempermudah dalam proses pembelian). Rokok ini pada dasarnya sudah diluncurkan sekitar bulan Januari 2023 lalu, di beberapa wilayah Jawa Barat.
Namun, terhitung April 2023 lalu, produk ini kemudian memasuki wilayah Jabodetabek; dengan sasaran utama produk ini untuk melawan dinasti SKT HM Sampoerna (terutama Sampoerna Kretek 12) yang secara hitungan konsumennya sangat dominan untuk kawasan Jabodetabek. Rokok yang mengusung jargon "Kenyamanan Pada Ujung Hisapan" ini, pada akhirnya bisa dianggap sebagai alternatif yang cukup seksi bagi penantang baru di kategori Natural Type SKT ini. Dan hal yang mengejutkan, pada dasarnya racikan Juara yang kita kenal dengan berbagai flavor menarik, bila tidak diaplikasikan dengan saus flavoring, maka hasilnya dapat kita rasakan pada produk ini.
Rasa yang ditawarkan oleh Juara Master, pada dasarnya diturunkan dari racikan Lintang 6 ataupun Bheta (salah satu merek SKT buatan TSPM/KT&G Indonesia) yang secara umum memiliki patokan dasar dari racikan HM Sampoerna (misalkan Dji Sam Soe ataupun Sampoerna Kretek). Tentu racikan natural-sweet type SKT ini sudah teruji memiliki loyalis yang tidak bisa dianggap remeh, bahkan Lintang 6 sendiri menjadi salah satu brand regional khusus yang dimiliki oleh TSPM pada wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya. Alhasil, KT&G Indonesia kemudian ingin mengenalkan racikan dasar yang menjadi basis utama lini Juara kepada khalayak luas, dengan penambahan fitur Mouth-Tip Double Wrapping.
Lalu apa itu mouth-tip double wrapping? Singkat kata bahwa pada bagian hisapan (mouth tip) pada rokok ini memiliki dua lapisan papir (double wrapping paper) yang berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan dalam menghisap rokok ini, sekaligus untuk menjaga karakteristik produk agar efek hisapan yang dihasilkan stabil dan tidak berkurang dari awal hisapan hingga akhir hisapan. Selain berfungsi memberi efek hisapan yang nyaman dan lebih stabil serta konstan, penambahan wrap tambahan pada bagian dalam papir juga berfungsi menyerap air ludah yang seringkali membuat bagian hisapan menjadi basah dan mengurangi kenikmatan bagian hisapan dalam merokok.
Alhasil sensasi hisapan yang ditawarkan cenderung terkesan lebih solid dan tak terganggu dengan efek basah secara signifikan (karena air ludah) yang sering ditemukan manakala perokok tidak biasa menghisap rokok dengan kadar Tar yang tinggi (entah adanya sensasi hisapan yang tersumbat, atau bahkan tidak terbakar sama sekali). Model mouth-tip double wrapping memiliki mekanisme menahan rajangan agar tetap stabil saat dihisap dan menyerap efek ludah yang berlebihan, sekaligus juga memberikan sensasi hisapan yang lebih kokoh dan tidak gampang lunak oleh faktor eksternal. Bisa disebut sebagai holder mekanis, namun tidak se-mekanis yang dikira.
Model lapisan pada double wrapping pada rokok ini pada dasarnya mirip dengan apa yang ditawarkan oleh lini Sampoerna Twin Wrap yang dahulu bisa kita temukan. Hanya saja bahwa pengaplikasian double wrapping pada rokok ini kemudian diterapkan pada lini SKT dan punya fungsi yang berbeda, mengingat pada Sampoerna Twin Wtap dimaksudkan dengan alasan menjaga batang rokok tetap bersih, kalau pada Juara Master, double wrap berfungsi agar sensasi hisapan tetap nyaman dan solid, meski kondisi pada beberapa perokok memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan air ludah yang berlebihan.
Baiklah itu sedikit informasi terkait fitur utama yang ingin dijual oleh rokok ini, dengan mengusung sensasi rasa hisapan yang lebih nyaman. Mari kita review produk ini dimulai dari harganya terlebih dahulu. Untuk produk ini saya dapatkan pada salah satu agen grosir di kawasan Jakarta Timur, dengan harga Rp. 14.000,- per bungkus (harga ini kemungkinan harga modal, cukai golongan II sebesar Rp. 9.000,-) dengan kemungkinan harga jual di pasaran sekitar 15.000 hingga 17.000 untuk kuantitas sebesar 12 Batang. Adapun produk ini masih sulit untuk ditemukan di pasaran, meskipun rokok ini sudah dipromosikan secara besar-besaran di kawasan Jabodetabek.
Rokok ini memang secara harga masih dalam kategori harga yang cukup terjangkau, meskipun nyatanya bahwa untuk harga pemain baru, rokok ini terhitung tidak semurah dengan apa yang dibayangkan manakala Anda membandingkannya dengan harga lini Juara ketika awal launching.
Untuk harga sendiri saya beri nilai 9 dari 10.
Kemudian kita coba kaji kemasan rokok ini secara saksama dan perlahan-lahan
Review rokok ini tidak bisa menjadi acuan pasti dalam menilai sebuah rokok. Tentu apa yang saya rasakan, bisa jadi berbeda dengan apa yang Anda rasakan. Pilihan ada di tangan Anda.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, beri komentar di bagian bawah, atau hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.
Juara Jambu Kretek 12, SKT Pertama Di Indonesia Dengan Keunggulan Rasa Jambu Biji Manis Segar Khas
Selamat siang,
Beristirahat dalam waktu lama bukanlah sebuah keputusan yang mudah, terlebih ada penyesuaian dalam diri yang harus diselesaikan pada beberapa waktu terakhir. Namun hal tersebut pada dasarnya berhasil mengembalikan diri saya ke kondisi yang lebih prima (bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya). Memang istirahat kali ini terkesan cukup lama, namun tak apa pada akhirnya. Harap maklum.
Review kali ini akan mengulas produk yang sekiranya cukup baru terhitung di pasaran, dan juga secara produksi, produk ini belum bisa dikatakan sebagai produk skala nasional. Nama produk ini bisa dikenal sebagai Juara Jambu Sigaret Kretek 12, atau secara singkat bisa disebut dengan Juara Jambu. Produk ini nyatanya sudah beredar informasinya sekitar akhir tahun 2022 lalu; namun baru terhitung rokok ini dijual pada bulahn Maret menuju April 2023 ini, yang kemudian membuat Juara Jambu akhirnya kemudian bisa ditemukan di pasaran. Ya, meskipun pada dasarnya rokok ini merupakan pengembangan dari Juara SKT yang menjadi salah satu tonggak penjualan dari KT&G untuk pasar Indonesia itu sendiri. Rokok ini memiliki keunggulan secara umum pada rasa Jambu Biji (atau bisa juga disebut sebagai Guava kalau dari segi bahasa Inggris).
Sebagai pemimpin pasar pada flavored SKT (atau flavored kretek lebih tepatnya), KT&G dengan brand Juara bisa dikatakan selalu mengembangkan rasa-rasa yang memang terhitung unik dan terkait dengan target pasarnya, rokok ini sengaja dijual pada usia 18-30 tahun dengan karakteristik memiliki keingintahuan tinggi, menyukai petualangan dalam rasa, dan juga mencari Kretek dengan sensasi yang ringan namun tetap mempertahankan prinsipnya yang sesuai dengan generasi sebelumnya. Adapun seperti Juara Teh Manis yang kemudian menjadi pilihan banyak konsumen saat ini, tidak serta merta membuat KT&G puas dengan menjual rasa Teh Manis saja. Dengan mengusung jargon "Kretek Jaman Baru", rokok ini pada akhirnya bisa menjadi opsi manakala Anda mencari kretek tangan dengan sensasi rasa yang ringan namun tetap kuat secara karakter rasa. Full body with smooth flow, itu kesan saya terkait dengan lini Juara itu sendiri.
Baiklah, itu sedikit pengantar dari saya terkait bagaimana rokok ini harus ditanggapi dengan serius. Langsung saja kita ke harga jual rokok ini terlebih dahulu, untuk harga rokok ini sebenarnya berada di angka Rp. 15.000,- per bungkusnya (cukai golongan II sebesar Rp. 9.000,-, namun nyatanya rokok ini saya beli dengan harga Rp. 17.000,- per bungkusnya). Rokok ini secara pemasaran pada saat saya membeli April lalu di Bandung, cukup sulit untuk ditemukan (meskipun secara promosi terkesan banyak). Meskipun secara harga rokok ini sudah melampaui harga cukai secara jauh, namun rokok ini pada dasarnya tetap terjangkau bagi saya.
Untuk harga sendiri saya beri nilai 9 dari 10.
Kemudian kita coba kaji kemasannya secara saksama dan perlahan-lahan
Kemasan rokok ini menggunakan warna dasar hijau muda dengan kombinasi warna kuning, emas, dan putih, dengan motif pattern batik khas yang ditemukan pada beberapa lini Juara SKT lainnya. Bagian depan kemasan terdapat penanda logo Juara dengan adanya motif bagian depan yang menyerupai sabuk, dengan outline berwarna emas dan dilengkapi dengan efek emboss dan efek hologram khas. Di bagian dalam logo, terdapat penanda kategori rokok yakni SIGARET KRETEK, dilanjutkan dengan logo JUARA yang menggabungkan batik dan motif selendang khas. Penanda varian pada rokok ini dapat ditulis sebagai JΛΛ\BU atau bila dibaca sebagai JAMBU dengan penekanan gaya yang modern. Bagian bawah kemasan terdapat penanda kuantitas rokok yakni 12 Batang.
Bagian belakang kemasan terdapat penanda kualitas yang serupa dengan lini Juara secara umum, dengan penanda tulisan "TRADISI SANG JUARA" dengan nama varian yang terdapat dalam pita hijau bertuliskan JAMBU diantara tiga titik. Hal ini kemudian dilukiskan dengan petani tembakau yang bangga dengan hasil panen tembakaunya dan memegang daun tembakau dengan penuh kebanggaan. Bagian bawah terdapat tulisan "Kombinasi Seimbang Dari Kretek Era Baru" dengan font berwarna putih. Bagian samping kanan terdapat penanda larangan jual dan barcode. Bagian kiri terdapat penanda logo JUARA, penanda kategori cukai (SKT), dan kadar tar serta nikotin (43mg Tar, 2.3mg Nikotin, mirip dengan apa yang ditawarkan oleh Juara SKT umumnya). Bagian atas terdapat penanda pita cukai dan bagian bawah terdapat logo dan varian, kode produksi dan produsen (PT TRI SAKTI PURWOSARI MAKMUR, TSPM) yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur. Rokok ini diproduksi pada 9 Maret 2023, dengan kode batch 10, jadi terhitung masih segar.
Tidak banyak hal yang perlu dikaji pada akhirnya terkait kemasan rokok ini, secara kemasan cukup baik dan sekiranya bisa menjual. Nilai untuk kemasan rokok ini saya beri sekitar 8.5 dari 10.
Kemudian kita coba kaji bagian dalam kemasan rokok ini secara saksama
Review rokok ini tidak bisa menjadi acuan pasti dalam menilai sebuah rokok. Tentu apa yang saya rasakan, bisa jadi berbeda dengan apa yang Anda rasakan. Pilihan ada di tangan Anda.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, beri komentar di bagian bawah, atau hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...